JAKARTA - Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, Lewis Gray, dilarikan ke rumah sakit usai mengalami alergi terhadap headset virtual reality milik Meta, sebagai hadiah Natal dari orang tuanya, pekan lalu.
Setelah menerima hadiah Oculus Quest 2 dari kakek-neneknya, Gray langsung menggunakannya untuk bermain gim. Tidak sampai satu hari, ketika ibu Gray, Kristy Reed, mendapati anaknya memiliki seperti ruam di sekitar mata dan dahinya.
Kemudian, Gray dibawa ke rumah sakit ketika matanya mulai membengkak dan dokter mengatakan itu adalah reaksi alergi.
"Dia bermain dengan itu (Oculus Quest 2) pada hari Natal dan mematikannya selama beberapa jam. Ketika dia bangun pada pagi hari, ada iritasi di sepanjang tulang pipi dan dahinya. Ini hampir terlihat seperti dia memakai blush on," ungjap Reed.
"Ada sedikit pembengkakan jadi saya memberinya Piriteze, tapi keesokan paginya dia bangun dan matanya hampir tertutup karena bengkak," tambahnya.
Ketika dokter memeriksanya, mereka menyarankan kemungkinan reaksi alergi yang tertunda terhadap headset dan memberinya beberapa obat untuk pencegahan menjadi alergi yang lebih buruk.
"Ini mengkhawatirkan karena Anda tidak tahu apa yang akan terjadi atau apakah reaksinya akan berlanjut ke tenggorokan. Anafilaksis menjadi perhatian utama karena pembengkakannya begitu parah. Itu bisa benar-benar menutup matanya jika terus berlanjut," ujar Reed.
Mengutip DailyMail, Kamis, 30 Desember, menurut laporan yang di dapat Reed, menemukan bahwa produk tersebut telah ditarik sementara pada bulan Juli. Meta, pemilik Oculus, mulai menerima laporan iritasi kulit pada Desember 2020 dan memulai penyelidikan.
Oculus Quest 2 juga dikenal sebagai Meta Quest 2 adalah headset realitas virtual yang dibuat oleh Facebook Technologies, dan dapat digunakan untuk bermain gim.
Pada bulan April tahun ini, Meta mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi beberapa zat yang biasanya ada dalam proses pembuatan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan kulit.
Meta menambahkan bahwa, meskipun ini di bawah standar industri, mereka telah mengubah proses pembuatan untuk menguranginya lebih jauh. Tetapi, pada bulan Juli, pemberitahuan lain dipasang di situs web Oculus yang menyatakan semakin banyak orang yang mulai menggunakan headset.
"Kami telah menerima laporan bahwa persentase yang sangat kecil (0,01 persen) dari pelanggan Quest 2 mengalami iritasi kulit setelah menggunakan antarmuka wajah busa Quest 2 yang dapat dilepas," kata Meta.
Mereka juga kemudian menawarkan penutup silikon gratis kepada pemilik headset untuk melindungi kulit mereka, dan semua unit baru akan dibekali satu mulai 24 Agustus.
"Apa yang dapat saya pahami dari apa yang saya baca adalah busa pada headset itu sendiri dan ada bahan kimia. Tetapi tidak dikatakan apa pun yang dapat menyebabkan iritasi pada buklet informasi yang menyertainya," jelas Reed.
Tertulis pada buku manual keselamatan Oculus Quest 2 memang menyatakan bahwa iritasi kulit mungkin terjadi dengan penggunaan produk. Perangkat Gray memang datang dengan penutup silikon, tetapi Reed mengklaim tidak ada petunjuk mengapa itu ada di sana, jadi dia tidak menggunakannya.
Meskipun ada peringatan yang disertakan untuk epilepsi dan produk tersebut tidak cocok untuk anak di bawah 13 tahun, sang ibu tidak dapat melihat apa pun yang menyebutkan potensi iritasi kulit.
"Ini adalah perangkat gim berteknologi tinggi yang diinginkan banyak anak dan kami membutuhkan peringatan ini tentang potensi risiko yang terlibat. Mengapa mereka masih memproduksinya persis sama ketika mereka tahu ada masalah?," tegas Reed.
Reed kemudian menghubungi pihak Oculus yang sejak saat itu menyuruhnya untuk menghentikan putranya menggunakan produk tersebut dan mereka akan menghubunginya tentang langkah selanjutnya.
Andrew Bosworth, kepala Meta Reality Labs, menerbitkan surat pada bulan Juli yang membahas laporan iritasi kulit. "Kami menanggapi laporan iritasi kulit dengan sangat serius segera setelah kami mengetahuinya dan, mulai bulan Desember, kami segera melakukan penyelidikan menyeluruh termasuk menerima saran dari ahli kulit dan toksikologi terkemuka," kata Bosworth.
"Investigasi kami menentukan bahwa proses manufaktur kami aman, artinya tidak ada kontaminan yang tidak terduga atau berbahaya yang ditemukan di antarmuka busa Quest 2 atau proses manufaktur," imbuhnya.