JAKARTA - Aplikasi kencan daring Tinder banyak digemari di seluruh penjuru dunia. Dengan pengoperasiannya yang mudah, membuat para penggunanya cepat untuk menemukan jodoh (match) mereka hanya dengan sekali usap.
Namun, sebuah investigasi oleh grup konsumen Choice menemukan bahwa Tinder membebankan biaya kepada beberapa orang dengan usia 50 tahun ke atas, jauh lebih mahal daripada yang lain untuk akses ke layanan premium Tinder Plus di Australia.
Choice memanfaatkan sampel 60 pembeli misterius untuk mendaftar Tinder, dan kemudian membandingkan informasi di halaman profil mereka dengan harga yang ditawarkan untuk berlangganan Tinder Plus.
Ditemukan bahwa wanita berusia di bawah 30 tahun dikenakan biaya hanya 6,99 dolar Amerika Serikat (AS) setara Rp103 ribu per bulan, sementara pria berusia di atas 50 tahun ditagih perbulannya sekira 34,37 dolar AS atau setara Rp508 ribu.
"Tidak ada di situs web Tinder, kebijakan privasi, atau dalam syarat dan ketentuannya perusahaan mengatakan bahwa mereka akan mengenakan harga yang berbeda berdasarkan data pribadi Anda," kata peniti dari Choice Erin Turner seperti diwartakan ABC News, Rabu 12 Agustus.
Sekarang Choice sedang meminta pengawas konsumen ACCC, untuk menyelidiki apakah Tinder telah melanggar undang-undang konsumen Australia. Tidak hanya itu, Choice juga menduga persyaratan penggunaan Tinder tidak cukup transparan, karena pengguna Tinder tidak diberi tahu bahwa data pribadi mereka dapat digunakan untuk menetapkan harga berlangganan.
Sebagai informasi, ternyata perbedaan harga berdasarkan usia bukan pertama kalinya menjadi masalah bagi Tinder. Perusahaan tersebut pernah digugat senilai 17,3 juta dolar AS atau setara Rp256 miliar untuk diskriminasi usia di California awal tahun lalu.
Tindakan tersebut diajukan oleh pengguna Tinder Lisa Kim, yang mengklaim bahwa dia dan pengguna Tinder lainnya dikenakan biaya berlangganan dua kali lipat karena berusia di atas 29 tahun.
Di sisi lain, Choice juga menuding harga Tinder tidak hanya berdasarkan usia, tapi juga dipengaruhi oleh lokasi, seksualitas, dan jenis kelamin.
"Tetapi bahkan dalam kelompok usia, kami melihat berbagai harga, yang menunjukkan bahwa ada faktor lain yang berperan yang belum dijelaskan Tinder. Sangat mengkhawatirkan bahwa kami tidak tahu informasi apa tentang kami yang digunakan Tinder untuk menentukan harga yang dipersonalisasi ini," pungkas Turner.