JAKARTA - Perusahaan induk Instagram, Meta kembali dihadapkan oleh sekelompok jaksa agung negara bagian di Amerika Serikat (AS) yang tengah melakukan penyelidikan terhadap raksasa media sosial tersebut.
Penyelidikan yang dijuluki Nebraska AG itu berfokus bagaimana teknik yang digunakan oleh Meta untuk meningkatkan frekuensi, durasi keterlibatan remaja di Instagram, dan efek negatif yang mungkin ditimbulkan. Kelompok jaksa mencakup pejabat dari California, Florida, Kentucky, Massachusetts, Nebraska, New Jersey, New York, Tennessee, dan Vermont.
Penyelidikan ini mengikuti laporan terbaru yang mengungkapkan bahwa dokumen penelitian internal Meta sendiri berjudul "Instagram Beracun untuk Gadis Remaja" yang berhasil diungkap Wall Street Journal (WSJ) menunjukkan, bahwa Instagram dikaitkan dengan peningkatan risiko bahaya kesehatan fisik dan mental pada anak muda, termasuk depresi, gangguan makan, bahkan bunuh diri.
BACA JUGA:
"Meta gagal melindungi kaum muda di platformnya dan malah memilih untuk mengabaikan atau, dalam beberapa kasus, menggandakan manipulasi yang diketahui. yang menimbulkan ancaman nyata bagi kesehatan fisik dan mental, mengeksploitasi anak-anak demi keuntungan," ungkap Jaksa Agung Massachusetts Maura Healey, yang memimpin upaya investigasi dengan Nebraska's AG.
Tak lama dokumen itu terungkap, kemudian dibahas dalam sidang Senat, di mana pengungkap fakta sekaligus mantan karyawan Facebook, Frances Haugen mengatakan bahwa perusahaan tidak mungkin mengubah kebiasaannya menempatkan keuntungan di atas kesejahteraan rakyat.
Mengutip The Verge, Sabtu, 20 November, nantinya, penyelidikan Nebraska AG akan melihat apakah perusahaan melanggar undang-undang perlindungan konsumen dalam upayanya untuk membuat orang tetap terlibat dengan konten di Instagram.
“Koalisi ini akan mengungkap keterlibatan perusahaan ini dengan pengguna muda, mengidentifikasi praktik yang melanggar hukum, dan mengakhiri pelanggaran ini untuk selamanya," tutur Healey.
Kelompok jaksa agung ini bukan satu-satunya yang mengambil tindakan terhadap Meta, belum lama ini jaksa agung di Ohio juga turut menggugat perusahaan, menuduh Meta menyesatkan publik tentang efek produknya pada anak-anak.
Namun, Meta mengelak dengan menyatakan gugatan itu "tidak berdasar" dan menolak laporan dari outlet berita seperti WSJ, menuduh penelitian yang diterbitkan tidak memiliki konteks.