Keputusan Apple Izinkan Pengguna Perbaiki Perangkat Sendiri karena Tekanan Pemerintah AS
Apple telah lama menjadi target pendukung HAM untuk memperbaiki karena praktiknya mengunci perangkat lunaknya (foto: dok.Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Apple selama ini telah lama melarang siapa pun kecuali teknisi yang disetujui perusahaan untuk mengutak-atik perangkat lunak miliknya. Namun kini, perusahaan memungkinkan pengguna dari dua model iPhone terbaru dan beberapa komputer Mac untuk mendapatkan akses ke suku cadang dan alat Apple asli untuk perbaikan konsumen.

Meski terdengar mengejutkan, tetapi langkah Apple ini diduga berada di bawah tekanan pemerintah Amerika Serikat (AS). Di mana perubahan Apple mencerminkan penguatan gerakan “hak untuk memperbaiki” yang dianut oleh Presiden AS Joe Biden dan memengaruhi segala hal mulai dari ponsel pintar hingga mobil dan traktor.

Ini merupakan tanggapan terhadap praktik produsen yang semakin membuat produk tersebut sulit dan mahal untuk diperbaiki. Sebagai informasi, Apple meluncurkan toko online untuk perbaikan swalayan awal tahun depan yang dikatakan akan memiliki lebih dari 200 suku cadang serta alat untuk membuat perbaikan paling umum pada iPhone 12 atau iPhone 13.

Awalnya akan difokuskan pada do-it-yourself, di mana pengguna sendiri yang memperbaiki layar dan baterai, yang sebelumnya ditolak oleh Apple yang menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan keselamatan, seperti saat penggantian baterai yang salah dapat merusak perangkat.

Menurut analis kebijakan senior di Consumer Reports, Maureen Mahoney, tentu saja keputusan Apple adalah berita baik bagi konsumen dan tanda bahwa standar serupa harus diterapkan pada elektronik lainnya.

“Jika Anda membeli produk, Anda harus bisa memperbaikinya. (Jika tidak) konsumen harus bergantung pada reparasi resmi pabrikan atau mereka harus membeli yang baru," ungkap Mahoney seperti dikutip dari ABC News, Kamis, 18 November.

Komisi Perdagangan Federal, administrasi Biden, dan legislatif negara bagian telah mengamati perubahan peraturan yang akan memudahkan orang AS untuk memperbaiki perangkat mereka yang rusak.

Pemerintah telah menyatakan keprihatinan tentang pembatasan yang mengarahkan konsumen ke jaringan perbaikan produsen dan penjual, menambah biaya bagi konsumen dan menutup bengkel independen dari peluang bisnis.

Mereka juga mengatakan pembatasan perbaikan itu sering jatuh pada konsumen minoritas dan berpenghasilan rendah. Sebuah laporan FTC kepada Kongres pada bulan Mei mencatat, banyak usaha kecil milik orang kulit hitam membuat perbaikan peralatan, dan bengkel sering kali dimiliki oleh pengusaha dari orang miskin.

Apple telah lama menjadi target pendukung hak untuk memperbaiki karena praktiknya mengunci perangkat lunaknya sehingga bagian-bagiannya dikodekan ke perangkat tertentu. Beberapa upaya perbaikan, seperti mengganti layar asli yang rusak dengan yang dibuat oleh pihak ketiga membuat ponsel tidak dapat digunakan kembali.

Direktur senior untuk kampanye Hak untuk Memperbaiki di US PIRG, Nathan Proctor mengungkapkan, ada batasan untuk perubahan yang dibuat Apple tetapi itu masih merupakan tonggak besar, “Salah satu lawan hak untuk memperbaiki yang paling terlihat adalah membalikkan arah dengan cara yang berarti,” kata Proctor.

Proctor berpendapat, itu berkat tekanan yang meningkat, termasuk dari beberapa investor Apple sendiri. Proposal pemegang saham dari kelompok investasi yang menaruh perhatian pada lingkungan menyerukan Apple untuk menghentikan praktik anti-perbaikan, dengan alasan bahwa mereka berkontribusi terhadap limbah elektronik.