JAKARTA - Kekurangan chip secara global juga berdampak pada produksi satelit milik SpaceX, Starlink. Perusahaan mengaku tidak dapat memenuhi pesanan layanan internet satelit.
“Kekurangan silikon telah menunda produksi yang berdampak pada kemampuan kami untuk memenuhi pesanan. Silakan kunjungi halaman Account Anda untuk perkiraan terbaru tentang kapan Anda dapat mengharapkan pesanan Anda dipenuhi," ungkap Starlink pada situs resminya.
Oleh karena itu, jadwal pengiriman Starlink telah ditunda hingga akhir 2022 atau awal 2023 di bagian lain Amerika Serikat (AS).
Pada awal September, CFO SpaceX, Bret Johnsen, mengatakan perusahaan memproduksi sekitar 5.000 terminal per minggu, dan produksi itu akan meningkat menjadi berlipat ganda dalam beberapa bulan ke depan. Mengingat pernyataan SpaceX yang lebih baru tentang kekurangan chip, tidak diketahui pasti berapa terminal yang akan diproduksi SpaceX ke depannya.
Sebelumnya, CEO SpaceX, Elon Musk, tampaknya yakin bahwa kekurangan chip akan segera teratasi, dengan mengatakan itu adalah masalah jangka pendek.
"Ada banyak pabrik fabrikasi chip yang sedang dibangun dan saya pikir kami akan memiliki kapasitas yang baik tahun depan," ujar Musk kepada CNBC Internasional beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari Ars Technica, Selasa, 2 November.
BACA JUGA:
Pada bulan Mei, Musk menyatakan bahwa SpaceX telah menerima lebih dari 500.000 pesanan Starlink dan SpaceX kemungkinan besar akan dapat memenuhi semuanya.
"Satu-satunya batasan adalah kepadatan pengguna yang tinggi di daerah perkotaan. Kemungkinan besar, semua 500k awal akan menerima layanan. Lebih banyak tantangan ketika kita masuk ke kisaran beberapa juta pengguna," tweet Musk.
Jika kekurangan chip tidak secara drastis mengurangi produksi parabola untuk waktu yang lama, kecepatan peluncuran satelit Starlink yang cepat pada akhirnya akan memudahkan pelanggan internet broadband itu untuk segera mendapatkan layanan.