Bagikan:

JAKARTA - Bukan sebuah rahasia bila pabrikan Jepang seperti Toyota cukup tertinggal dalam hal elektrifikasi. Sebab, perusahaan percaya bahwa kendaraan sel bahan bakar hidrogen (FCV) adalah masa depan mobilitas tanpa emisi.

Saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Kiichiro Toyoda ini telah memproduksi satu-satunya mobil sel bahan bakar, Mirai, pada beberapa pasar. Meskipun popularitasnya masih kecil, Toyota berniat untuk menambahkan kendaraan di segmen ini dalam bentuk pikap atau truk.

Chief Engineer & VP Toyota North America (TMNA) R&D Jay Sackett, mengatakan bahwa truk pikap sangat memungkinkan untuk dijadikan mobil FCV dengan memerlukan jumlah baterai yang besar. Ia juga menyinggung salah satu model yang cocok untuk teknologi ini adalah Tundra.

“Pemilik truk pikap juga menginginkan pengisian bahan bakar yang cepat. Hidrogen memungkinkan kalian melakukan itu dan bisa mengisinya seperti bensin,” kata Sackett dikutip dari Automotive News yang ditulis kembali oleh InsideEVs, Sabtu, 4 Mei.

Ini diperkuat dengan ucapan Vice President Powertrain TMNA Jordan Choby, yang mengatakan bahwa pihaknya telah miliki pikap truk tersebut di Jepang sebagai kendaraan pengankut mobil balap berbahan bakar hidrogen.

“Kami memiliki sel bahan bakar Tundra di Jepang yang kami gunakan untuk menarik mobil balap berbahan bakar hidrogen,” jelas Choby.

Pabrikan dari Jepang ini sebelumnya telah menghadirkan Hilux yang merupakan pikap truk dalam versi FCV di Inggris. Ini merupakan hasil kerja sama dengan pemerintah Inggris senilai 70 juta poundsterling atau sekitar Rp1,3 triliun untuk menghadirkan kendaraan nol emisi alternatif yang cocok untuk berbagai keperluan di daerah terpencil di Inggris.

Varian bertenaga hidrogen ini mulai dikembangkan sejak awal 2022 dan menggunakan komponen dari sistem sel bahan bakar hidrogen generasi kedua milik Toyota.

Sistem yang ada pada Hilux ini sama dengan Toyota Mirai terbaru, memungkinkannya mencapai jangkauan lebih dari 365 mil atau 587 km. Ini membuatnya cocok untuk operasi komersial di daerah terpencil di mana pengisian daya kendaraan listrik tidak praktis.