Bagikan:

JAKARTA - Toyota dikenal sebagai pelopor dalam menghadirkan kendaraan teknologi sel bahan bakar hidrogen (FCV). Ini dibuktikan dengan pabrikan menghadirkan Mirai, sebagai model FCV pertama yang diproduksi secara massal. Namun, sepertinya pendekatan tersebut akan segera berakhir.

Hiroki Nakajima, selaku Kepala Teknis dari Toyota, mengatakan bahwa kiprah dari model tersebut tidak berjalan dengan sukses karena beberapa faktor, beberapa di antaranya infrastruktur pendukung yang masih sangat sedikit.

“Kami sudah mencoba Mirai tapi belum berhasil. Ini dikarenakan stasiun hidrogen sangat sedikit dan sulit diwujudkan, jadi penjualan Mirai lebih sedikit volumenya,” ujar Nakajima, dikutip dari Autocar, Kamis, 26 Oktober.

Ia menambahkan, bahan bakar hidrogen sangat cocok digunakan pada kendaraan komersial, seperti truk. Ini dikarenakan kendaraan tersebut memiliki kemampuan untuk membangun jaringan bahan bakar yang lebih terkontrol.

“Sejumlah besar truk dapat mengoperasikan jaringan bahan bakar ke lainnya dengan mudah, sehingga Anda dapat mengoperasikan stasiun dengan lebih stabil. Kendaraan komersial adalah area yang paling penting untuk mencoba melanjutkan penggunaan hidrogen,” ucap Nakajima.

Meskipun demikian, Toyota belum mau menyerah dalam menghadirkan mobil berpenumpang hidrogen. Mereka saat ini mencari cara untuk mengurangi ukuran komponen termasuk tumpukan sel bahan bakar dan tangki agar dapat diterapkan pada berbagai jenis mobil dan memperluas jangkauannya.

Toyota Mirai dibekali sel bahan bakar hidrogen serta motor listrik yang terpasang di belakang yang dapat menghasilkan daya 180 dk, serta akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 9,2 detik. Dengan motor listrik disertai energi hidrogen, Mirai dapat menempuh jarak 647 km.

Saat ini, segmen FCV masih terbatas, dengan Toyota Mirai dan Hyundai Nexo menjadi perwakilan utama. Penjualan FCV lebih banyak terpusat di California, AS, dan infrastruktur yang terbatas menyebabkan segmen ini tidak banyak tersorot perhatian. Namun, dari segi efisiensi dan ramah lingkungan, kendaraan hidrogen tidak kalah dengan kendaraan listrik, karena hanya mengeluarkan uap air sebagai hasil pembakaran tanpa emisi berbahaya.

Keunggulan lainnya adalah efisiensi dalam penggunaan bahan bakar, di mana FCV memiliki efisiensi konversi energi yang lebih tinggi dibandingkan mesin pembakaran internal konvensional. Pengisian daya mobil berbahan bakar hidrogen juga lebih cepat, hanya memerlukan beberapa menit untuk mencapai daya penuh.