Bagikan:

JAKARTA - Toyota kembali memperkuat posisinya sebagai pembuat kendaraan bebas karbon dengan mengungkapkan HiAce bertenaga bahan bakar hidrogen.

Pengembangan HiAce ini dilakukan bersama beberapa perusahaan asal Australia yang sejalan dengan penerapan strategi multi-jalur yang diterapkan oleh Toyota.

Dilansir Drive, Minggu, 12 November, pabrikan asal Jepang ini menyingkirkan mesin 4-silinder turbo-diesel yang tertanam pada minivan tersebut dengan V6 twin-turbo 3,5 liter menghasilkan tenaga hingga 120 kW dan torsi 354 Nm.

Meskipun memiliki tiga tangki hidrogen dengan masing-masing berkapasitas 47 liter seperti halnya Mirai, namun pengoperasiannya memiliki perbedaan. HiAce tersebut bekerja seperti kendaraan bahan bakar konvensional, dengan mesin V6 turbocharged yang bergerak melalui roda belakang serta dilengkapi transmisi otomatis sepuluh percepatan.

Dengan total kapasitas mencapai 141 liter, pabrikan mengeklaim bahwa minivan tersebut memiliki jangkauan kurang dari 200 km. Dengan Demikian, konsumsi bahan bakar pada HiAce tersebut mencapai 70 liter/100 km.

Para insinyur mengatakan hanya ada sedikit modifikasi yang diperlukan untuk mengubah V6 menjadi bahan bakar hidrogen, yang terdiri dari perubahan injektor bahan bakar dan penyetelan mesin baru, sementara radiator berbeda dipasang pada HiAce agar sesuai dengan mesin yang lebih besar.

Dipilihnya HiAce sebagai kendaraan uji coba bukannya tanpa sebab. Toyota menilai model kendaraan komersial tersebut memiliki fleksibilitas lantai van yang datar, serta mobil ini dapat mengangkut lebih banyak beban berat.

Pabrikan yang didirikan pada 1937 tersebut memiliki rencana untuk membangun kapasitas hidrogen lebih besar demi meningkatkan daya jangkauan berkendara, walaupun bisa saja menurunkan kapasitas muatan pada van tersebut.

Meskipun diproduksi di Jepang, namun pengembangannya dipimpin oleh Toyota Australia. Prototipe hidrogen HiAce didasarkan pada model bus Commuter dengan atap tinggi dan wheelbase panjang, dan pada tahap awal akan dipinjamkan ke perusahaan pembangunan infrastruktur besar, seperti CPB Contractors, untuk membantu para pekerja mengangkut barang.

“Teknologi ini menawarkan potensi bagi Toyota untuk memproduksi kendaraan yang memenuhi persyaratan praktis untuk pelanggan komersial sekaligus mengurangi emisi CO2 pada knalpot secara signifikan,” ucap Matthew Callachor, selaku Presiden dan CEO Toyota Australia.

Meskipun belum dikonfirmasi secara resmi, Toyota mengatakan bahwa mereka tertarik dalam memproduksi massal HiAce bertenaga hidrogen tersebut. Diharapkan bahwa mobil ini menjadi opsi yang menarik bila dibandingkan dengan penggerak diesel maupun listrik murni.