JAKARTA - Bahan bakar hidrogen semakin menjadi sorotan dalam perkembangan energi alternatif, dan Porsche, merek otomotif asal Jerman, makin terlibat dalam riset dan pengembangan teknologi ini. Langkah ini tercermin dari pengajuan paten baru yang dilakukan oleh Porsche, menandakan tekad perusahaan ini untuk membuka pintu bagi penggunaan hidrogen pada berbagai model di masa mendatang.
Dilansir dari CarBuzz, Jumat, 12 Januari, Porsche sedang menggali kemungkinan penerapan hidrogen pada beberapa modelnya. Langkah ini terjadi setelah keberhasilan Porsche dalam merakit mesin pembakaran internal (ICE) dengan hidrogen pada tahun 2023, menggunakan mesin V8 4,4 liter yang diaplikasikan pada model berbobot 2.650 kg dalam segmen mewah.
Penting untuk dicatat bahwa Porsche tidak hanya melihat hidrogen sebagai pengganti bensin atau solar dalam mesin pembakaran internal, melainkan lebih mengarah kepada kendaraan sel bahan bakar hidrogen. Kendaraan ini sebenarnya merupakan mobil listrik yang mengubah hidrogen menjadi listrik, memberikan efisiensi yang tinggi terhadap kebutuhan baterai dan pengisian daya.
Namun, langkah inovatif Porsche ini berbeda dengan keputusan Volkswagen, perusahaan induknya, yang memilih untuk mengesampingkan opsi bahan bakar hidrogen dan lebih memusatkan perhatian pada pengembangan kendaraan listrik (EV).
Selain penelitian tentang hidrogen, Porsche juga terlibat dalam pengembangan bahan bakar sintetis. Mereka telah menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar AS dalam pengembangan dan produksi eFuels, dengan 75 juta dolar AS digunakan untuk mengakuisisi kepentingan di HIF Global LLC pada April 2022.
Dengan kombinasi pendekatan inovatif ini, Porsche menegaskan komitmennya untuk menjelajahi berbagai solusi berkelanjutan, baik melalui kendaraan listrik maupun melalui pengembangan teknologi seperti Direct Air Capture (DAC). Porsche tampaknya siap menjelajahi masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
BACA JUGA:
Sebagai informasi,Toyota merupakan salah satu pionir dalam menghadirkan energi hidrogen dan sukses diaplikasikan ke Toyota Mirai sebagai mobil produksi Fuel Cell Vehicle (FCV) pertamanya. Hyundai juga berupaya untuk memperbanyak ekosistem ini sementara BMW telah mengembangkan energi hidrogen yang bekerja sama dengan Toyota pada iX5.