Bagikan:

JAKARTA - Hyundai Motor Group (HMG) mengawali langkahnya dalam sektor Advanced Air Mobility (AAM) atau mobilitas udara di Indonesia dengan melakukan Proof of Concept (PoC). Ini diperuntukkan untuk transportasi darat-udara dalam Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur.

Pabrikan dari Korea Selatan ini sukses melakukan demonstrasi sekaligus menonjolkan potensi pada kendaraan ini dalam mewujudkan masa depan mobilitas yang baru, terutama untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

AAM Business Development Officer HMG AAM Division Cheolung Kim, mengatakan pengembangan kendaraan ini lebih dari sekedari inovasi pesawat dan membutuhkan kerja sama menyeluruh dalam industri penerbangan.

“Kami juga akan mempertahankan kemitraan strategis dengan pemerintah dan institusi Indonesia untuk memimpin ekosistem AAM masa depan,” kata Kim dalam keterangannya, Selasa, 30 Juli.

Melalui PoC ini, perusahaan memperkenalkan solusi mobilitas komprehensif yang mengintegrasikan platform Mobility-as-a-Service (MaaS) yang dirancang khusus untuk pasar Indonesia. Grup ini juga memamerkan pengalaman pemesanan dan pembayaran terintegrasi untuk layanan mobilitas darat-udara, termasuk AAM, dengan menggunakan Shuckle, platform layanan mobilitas yang responsif terhadap permintaan.

HMG juga berhasil menyelesaikan penerbangan perdana di luar negeri dari Optionally Piloted Personal Air Vehicle (OPPAV), sebuah demonstrator teknologi AAM yang dikembangkan bersama Korea Aerospace Research Institute.

Salah satu perusahaan otomotif terbesar global ini juga mengembangkan powertrain listrik pesawat tersebut, memanfaatkan keahlian elektrifikasi yang telah terbukti dalam sektor otomotif. Menegaskan komitmennya terhadap keselamatan, perusahaan menggunakan teknologi Distributed Electric Propulsion, yang secara independen menggerakkan beberapa motor dan baterai.

Indonesia, negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan pemain kunci di Asia Tenggara (ASEAN), merupakan pasar penerbangan terbesar di kawasan ini dengan lebih dari 18.000 pulau. Selain itu, Indonesia memiliki potensi besar untuk aplikasi AAM di masa depan.