JAKARTA - Bentley mengonfirmasi akan menghapus opsi mesin V8 di Asia Tenggara, Taiwan, dan Australasia pada model Continental GT, Continental GTC, dan Flying Spur. Ini menyusul kabar pabrikan yang melakukan langkah serupa di wilayah Inggris, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan India pada awal bulan ini.
Melansir dari Paultan, Jumat, 31 Mei, ini sejalan dengan strategi yang dicanangkan oleh merek mewah ini, yakni Beyond100, di mana mereka akan menawarkan varian hybrid pada semua lini modelnya pada 2024 dimulai pada model Betayga Hybrid dan Flying Spur Hybrid.
Pabrikan dari Inggris juga mengonfirmasi telah menutup pemesanan opsi V8 pada sejumlah model tersebut dan produksinya akan berakhir pada Juni ini. Namun, unit saat ini untuk wilayah Australia, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Filipina, Taiwan, dan Vietnam masih tersedia melalui stok pengecer.
Dengan demikian, mesin V8 menambah daftar powertrain yang dihapus oleh Bentley setelah 6,0 liter W12 yang ikonik. Opsi ini memberikan kontribusi yang luar biasa bagi jenama premium tersebut.
BACA JUGA:
Sejak diperkenalkannya pada 2012 lalu, mesin 4,0 liter V8 telah terjual lebih dari 53.000 unit yang terbagi dari tiga model berbeda dirakit di pabrik Crewe, Inggris.
Bentley Continental GT generasi terbaru akan mengawali era dari merek premium ini dan untuk pertama kalinya akan dibekali teknologi Ultra Performance Hybrid.
Sedan generasi keempat ini ditenagai oleh mesin 4,0 liter V8 yang dapat menghasilkan daya 782 ps dan torsi 1.000 Nm. Karena usung sistem plug-in hybrid (PHEV), mobil ini dapat berjalan dengan tenaga listrik murni hingga 80 km.
Menurut perusahaan, mobil ini hanya mengeluarkan konsumsi emisi CO2 di bawah 50 g/km, sekaligus menjadi salah satu model Bentley yang memiliki kemampuan rendah emisi.