NHTSA Perdalam Investigasi Masalah Sistem Pengereman Otonom pada 3 Juta Unit Mobil Honda
Honda CR-V. (Dok. Honda Global)

Bagikan:

JAKARTA - Badan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) di Amerika Serikat (AS) mengumumkan telah meningkatkan penyelidikan terhadap laporan aktivasi Automatic Emergency Braking (AEB) tak terduga yang melibatkan sekitar 3 juta unit mobil Honda.

Diketahui, AEB Honda bekerja menggunakan kombinasi radar dan kamera. Sistem ini akan secara otomatis menerapkan pengereman kuat jika tabrakan tidak dapat dihindari.

Namun sebelum melakukan pengereman darurat, sistem akan memberikan peringatan kepada pengemudi berupa sinyal suara dan visual.

NHTSA disebut akan melakukan analisis teknik sebelum memutuskan apakah perlu dilakukan recall secara massal atau tidak. Langkah ini menjadi persyaratan wajib sebelum regulator keselamatan mobil ini meminta penarikan kembali.

Dilansir dari Reuters, Kamis, 18 April, penyelidikan tersebut mencakup beberapa model yang populer di AS, terdiri dari Accord dan CR-V.

Menurut badan keselamatan jalan raya ini, mereka telah menerima sebanyak 2.876 pengaduan konsumen dan laporan 93 insiden yang menyebabkan cedera dengan 47 kecelakaan melibatkan mobil Honda.

Pihak regulator telah membuka evaluasi sekitar 1,7 juta kendaraan Honda pada Februari 2022 lalu untuk menilai bahwa sistem ini diaktifkan tanpa adanya hambatan yang terlihat pada jalur kendaraan.

Evaluasi awal melibatkan mobil CR-V 2017-2019 dan Accord 2018-2019, namun NHTSA memutuskan memperluas penyelidikan mencakup CR-V dan Accord keluaran tahun 2020-2022. Pabrikan mengatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama dalam penyelidikan ini. 

Sebelumnya pada November lalu, model seperti CR-V tipe Hybrid sebanyak 106.000 unit pernah terdampak recall karena adanya masalah pada kabel baterai yang meningkatkan risiko kebakaran bila terjadi kecelakaan. Penarikan kembali ini berdampak pada beberapa SUV CR-V untuk model tahun 2020 hingga 2022. Penyebab masalah ini ialah hilangnya sekring pada kabel aki 12 volt di luar kendaraan dapat menyebabkan kabel aki mengalami korsleting atau panas berlebih saat terjadi tabrakan, sehingga berpotensi memicu kebakaran