JAKARTA - Supermileage Vehicle Team dari Universitas Indonesia (UI) berhasil membuat prototipe mobil listrik bernama Arjuna. Bobot Arjuna sangat ringan karena material bodinya terbuat dari serat karbon. Arjuna mampu melaju hingga jarak 194,19 kilometer per kilo watt hour (km/kWh).
Hasil kreativitas anak bangsa itu kembali bertarung dengan peserta dari negara lain, dalam kompetisi Shell Eco Marathon 2024 di Sirkuit Mandalika pada 2-7 Juli.
Tim tersebut diisi oleh Yusuf Timothy Turnip, Marsya Renatha Bahasoean, Haydar Mahdi, Godwin Siringoringo, Jericho Christian Marsangap, Abdullah Iman Ramadhan, Taqiya Shauqiya, dan Fathia.
Ikatan Motor Indonesia (IMI) mendukung pengembangan kendaraan listrik oleh mahasiswa di Indonesia.
Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa dirinya mendukung tim tersebut untuk kemajuan industri olahraga otomotif berbasis listrik ke depan.
"Mobil listrik Arjuna hasil besutan mahasiswa Fakultas Teknik UI ini berhasil menorehkan prestasi gemilang di berbagai kompetisi internasional. Di antaranya, memenangkan juara pertama ajang kompetisi Shell Eco Marathon Asia 2022 di Sirkuit Mandalika untuk kelas battery electric urban concept dengan menempuh jarak 194 km/kWh," kata Bamsoet dalam laman resmi IMI, dilansir ANTARA, Sabtu, 30 Maret, usai menerima kunjungan tim di kantornya.
BACA JUGA:
Ia membeberkan, pada tahun kedua di ajang dan kelas yang sama, Arjuna kembali mampu masuk tiga besar dengan menempati peringkat kedua melalui capaian konsumsi energi listrik sebesar 172 km/kWh.
Lebih lanjut dia membeberkan, Shell Eco Marathon merupakan kompetisi yang menantang para mahasiswa perguruan tinggi di berbagai negara di dunia untuk berinovasi merancang, membangun, sekaligus menguji kendaraan hemat energi demi menjawab tantangan energi di masa depan.
Setiap tahunnya, tim dari puluhan negara mengikuti ajang kompetisi internasional tersebut.
Menurut dia, Indonesia menjadi kompetitor utama karena memiliki prospek yang cerah untuk pengembangan kendaraan listrik ke depan
"Terlebih, Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar di dunia sehingga mendukung penuh pengembangan industri kendaraan listrik. Khususnya, dalam pembuatan baterai kendaraan listrik," ujar pria yang juga Ketua MPR RI itu.
Bamsoet memaparkan, berdasarkan data US Geological Survey diperkirakan cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton dan 40 persen di antaranya ada di Indonesia yang tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
Sementara, merujuk pada catatan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel dunia pada 2022 diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton atau meningkat sekitar 21 persen dari produksi saat 2021.
Dari angka tersebut, 48 persen atau sekitar 1,6 juta metrik ton adalah produksi Indonesia.
Dia optimistis, Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam memproduksi kendaraan listrik, mengingat baterai merupakan komponen kunci untuk kendaraan jenis itu dan berkontribusi sekitar 25-40 persen dari harga kendaraan listrik.
Dengan fakta itu, lanjut Bamsoet, Indonesia berpotensi menjadi poros utama untuk pengembangan olahraga dan industri otomotif berbasis listrik di dunia.