JAKARTA - Perusahaan otomotif asal Jepang, Subaru harus memulai program penarikan kembali kendaraan yang melibatkan sekitar 118.000 unit terdiri dari model SUV dan sedan di Amerika Serikat.
Badan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) Amerika Serikat (AS) menyoroti terdapat kesalahan sensor pada bagian airbag yang membuatnya gagal mengembang saat terjadi kecelakaan.
Dilansir dari Reuters, Kamis, 28 Maret, program recall tersebut melibatkan sejumlah model, termasuk Outback dan Legacy yang merupakan model tahun 2020 hingga 2022.
“Kapasitor pada sensor Occupant Detection System (ODS) bisa retak dan mengalami korsleting, yang bisa mencegah kantung udara penumpang depan mengembang saat terjadi kecelakaan,” kata NHTSA.
Dilaporkan, pihak perusahaan telah mengetahui 23 laporan teknis serta 253 klaim garansi terkait kondisi ini, namun beruntungnya tidak terdapat kecelakaan maupun cedera. Pihak dealer akan mengganti sensor ODS pada kursi depan untuk menuntaskan masalah ini.
BACA JUGA:
Diketahui, Subaru memakai komponen dari pihak suplai yang sama dengan Toyota dan Honda. Kedua pabrikan tersebut telah duluan memulai program recall massal dengan permasalahan yang serupa.
Pada Desember lalu, Toyota menarik kembali sebanyak 1,12 juta unit kendaraan di seluruh dunia termasuk 1 juta di antaranya berlokasi di AS. Recall tersebut melibatkan model produksi 2020-2022 terdiri dari Avalon, Camry, Corolla, RAV4, Highlander, dan Sienna Hybrid.
Selain itu, model dari Lexus juga terdampak mencakup ES250, ES300h, dan RX350 yang semuanya merupakan produksi 2020-2022 lalu.
Kemudian di bulan Februari, Honda melakukan penarikan kembali sebanyak 750.000 unit kendaraan melibatkan model Pilot, Accord, dan Civic keluaran tahun 2020-2022 dan CRV serta Passport merupakan model 2020-2021.