Bagikan:

JAKARTA - Subaru umumkan bergabung dengan daftar pabrikan otomotif yang akan mengadopsi sistem pengisian daya Tesla, yaitu North American Charging Standard (NACS), mulai tahun 2025 di Amerika Utara.

Melansir Carscoops, Rabu, 1 November, pabrikan Jepang tersebut merencanakan untuk menghadirkan kendaraan listrik (EV) yang kompatibel dengan 15.000 stasiun pengisian Tesla Supercharger yang tersebar di wilayah AS dan Kanada mulai 2025 mendatang.

Sistem ini juga akan mendukung mobil yang diproduksi sebelum 2025 atau yang masih menggunakan Combined Charging System (CCS), dengan tersedianya adaptor yang memungkinkan mobil-mobil tersebut terhubung dengan NACS.

6
Port pengisi daya Subaru Solterra

Melalui adopsi NACS, para pelanggan akan memiliki akses ke lebih banyak opsi pengisian daya, terutama pengisian daya cepat DC, yang memungkinkan pengisian daya yang lebih efisien untuk perjalanan jarak jauh.

Dengan langkah ini, Tesla telah menjalin kemitraan dengan beberapa pabrikan di Amerika Utara untuk memfasilitasi akses ke sistem ini. Sebelum Subaru, sejumlah pabrikan seperti Toyota, Lexus, Honda, BMW, Volvo, Mercedes-Benz, Nissan, Ford, GM, Rivian, Jaguar, Fisker, Kia, Hyundai, dan Genesis telah bekerja sama dengan Tesla.

Keputusan Subaru ini juga sejalan dengan strategi perusahaan dalam menghadapi arus elektrifikasi. Subaru telah menetapkan target bahwa setengah dari total penjualannya di seluruh dunia akan berasal dari segmen Battery Electric Vehicle (BEV), dengan Amerika Utara sebagai pasar utama.

Selain itu, mereka berencana untuk meluncurkan tiga model mobil listrik baru pada akhir tahun 2026, diikuti dengan empat model tambahan pada akhir tahun 2028.

Dengan langkah ambisius ini, Subaru, yang dikenal karena kekuatan pasar di Amerika Utara, bergabung dengan produsen mobil Jepang lainnya seperti Toyota dalam mengintensifkan upaya elektrifikasi mereka.