JAKARTA - Kabar buruk datang dari perusahaan minyak berbasis di Inggris, Shell. Perusahaan minyak terkemuka ini mengumumkan rencananya untuk menutup tujuh stasiun pengisian hidrogen di California, Amerika Serikat secara permanen.
Dengan keputusan ini, Shell tidak akan lagi mengoperasikan stasiun pengisian hidrogen ringan di AS. Hal ini jelas akan berdampak bagi pencinta mobil hidrogen dan pasar kendaraan hidrogen di AS, di mana California merupakan satu-satunya wilayah yang memiliki infrastruktur pendukung ini.
Menurut laporan dari InsideEVs, Senin, 12 Februari, penutupan stasiun pengisian ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk komplikasi pasokan hidrogen dan kondisi pasar eksternal lainnya, demikian pernyataan dari Wakil Presiden Shell Hydrogen, Andrew Beard.
Berdasarkan pemindaian peta dari Hydrogen Fuel Cell Partnership (H2FCP), Shell saat ini mengoperasikan tujuh dari 55 stasiun hidrogen ritel di California. Dengan penutupan ini, infrastruktur pendukung bagi mobil hidrogen di negara bagian ini akan mengalami penurunan.
Di luar stasiun hidrogen milik Shell, mayoritas fasilitas di California Selatan mengalami penonaktifan atau beroperasi dengan jam kerja yang terbatas. Bahkan, dilaporkan bahwa pengurangan ini telah mengganggu operasional stasiun sejak 13 Agustus lalu.
Pada peta H2FCP, setiap stasiun memiliki pemberitahuan yang berbeda dari yang terpasang di pemindaian tersebut. Selain itu, Iwatani, salah satu perusahaan gas dan pengusung stasiun hidrogen di AS, juga mengalami gangguan yang memengaruhi infrastruktur di Hawaiian Gardens.
BACA JUGA:
Beberapa stasiun pengisian hidrogen juga mengalami masalah serius sehingga tidak dapat dioperasikan. Saat ini, Iwatani sedang menggugat perusahaan penyedia teknologi inti untuk stasiun pengisian mereka.
Dalam pengajuan gugatannya, perusahaan tersebut dituduh tidak menguji peralatan mereka dalam skenario komersial sebenarnya, menyembunyikan cacat, dan menyesatkan perusahaan. Situasi ini tentu menimbulkan kekacauan di tengah berkembangnya minat terhadap kendaraan hidrogen di wilayah tersebut.
Ini juga menimbulkan ketidakpastian terhadap masa depan teknologi hidrogen di AS, terutama dengan kesulitan penerapan yang dihadapinya. Meskipun beberapa kendaraan berpenumpang di AS telah menggunakan bahan bakar hidrogen, seperti Toyota Mirai, Hyundai Nexo, dan Honda Clarity, namun produksi Honda Clarity telah dihentikan pada tahun 2021.
Beberapa pabrikan seperti Porsche dan BMW juga sedang mempertimbangkan untuk mengadopsi sistem hidrogen pada kendaraan produksinya, sebagai opsi alternatif untuk mobil ramah lingkungan selain kendaraan listrik baterai (EV).