JAKARTA - Kejadian lama yang tidak banyak diketahui kini kembali terungkap, seorang insinyur Tesla ternyata pernah menjadi korban serangan robot yang brutal dan berdarah di pabrik Giga Texas milik perusahaan tersebut dekat Austin.
Dua saksi menyaksikan dengan ngeri rekan kerja mereka diserang oleh robot yang dirancang untuk mengambil dan memindahkan bagian mobil dari aluminium yang baru dicetak.
Robot tersebut mencengkeram pria tersebut, yang saat itu sedang memprogram perangkat lunak untuk dua robot Tesla yang cacat di dekatnya, sebelum cakar logamnya mengarah ke punggung dan lengan pekerja tersebut.
Kasus ini dilaporkan oleh Daily Mail, 26 December, di mana mereka mendapatkan informasi ini dari Hannah Alexander, seorang pengacara Workers Defense Project yang mewakili pekerja kontrak Giga Texas, yang mengatakan Tesla bahkan juga gagal melaporkan kematian seorang pekerja konstruksi.
“Ada banyak pekerja yang terluka dan ada seorang pekerja yang meninggal, yang cedera atau kematiannya tidak tercantum dalam laporan, Tesla seharusnya menyelesaikan dan menyerahkan secara akurat ke pihak berwenang untuk mendapatkan insentif,” bebernya.
Pekerja konstruksi tersebut, seorang kontraktor bernama Antelmo Ramírez, meninggal karena stroke panas saat membantu membangun pabrik Giga Texas seluas lebih dari 2.000 hektare milik Tesla, menurut laporan dari pemeriksa medis Travis County.
Tahun lalu, Workers Defense Project mengajukan keluhan atas nama pekerja di pabrik Giga Texas kepada Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) Amerika Serikat, dengan tuduhan bahwa kontraktor dan subkontraktor Tesla memberikan sertifikat keselamatan palsu kepada beberapa pekerja.
“Pekerja melaporkan bahwa saat mereka membutuhkan pelatihan, mereka hanya dikirimkan file PDF atau gambar sertifikat melalui pesan teks atau WhatsApp dalam beberapa hari. Tidak mungkin bagi pekerja untuk mengikuti pelatihan yang diperlukan,' kata Alexander.
Tuduhan Alexander tentang ini telah disanggah Tesla.
Namun sebuah laporan oleh tim Reveal dari Center for Investigative Reporting menemukan bahwa perusahaan tersebut salah mengklasifikasikan sejumlah kecelakaan dan cedera saat bekerja sebagai kasus 'medis pribadi' untuk menghindari regulator negara bagian.
Investigator California OSHA, misalnya, menemukan bahwa Tesla menghilangkan 36 cedera dalam laporan pemerintah yang dibutuhkan pada tahun 2018 saja, mengonfirmasi laporan sebelumnya oleh tim Reveal dari Center for Investigative Reporting yang menemukan bahwa perusahaan tersebut salah mengklasifikasikan sejumlah kecelakaan dan cedera saat bekerja sebagai kasus 'medis pribadi' untuk menghindari regulator California.
Sebelum temuan California OSHA, Tesla telah menyatakan bahwa klaim Reveal 'sepenuhnya palsu' dan menuduh kelompok tersebut berkolaborasi secara rahasia dengan buruh yang saat itu mencoba membentuk serikat di pabrik mobil Tesla di California.
BACA JUGA:
Balik lagi ke insiden dengan robot tersebut, korban disebut mengalami 'luka terbuka' pada tangan kirinya, diungkapkan dalam laporan cedera tahun 2021 yang diajukan ke otoritas Travis County dan regulator federal.
Namun, untuk kasus serangan robot ini juga ada di salinan Laporan Kepatuhan Tahunan Tesla 2021 untuk Giga Texas setidaknya mendokumentasikan serangan robot berdarah terhadap insinyur perangkat lunak, meskipun detailnya amat minim.
Meskipun tidak ada laporan cedera lain yang terkait dengan robot yang dilaporkan oleh Tesla di pabrik Texas pada tahun 2021 atau 2022, insiden ini terjadi di tengah kekhawatiran meningkat terhadap risiko robot otomatis di tempat kerja.