JAKARTA - Belum lama ini, Elon Musk pamerkan pembuatan baterai listrik melalui akunnya di Twitter. Musk me-retweet postingan video dari akun @Tesla yang menampilkan proses pembuatan baterai dengan memanfaatkan robot pintar.
Video pendek itu menampilkan robot yang sedang memproduksi baterai dengan tangkas, cepat dan berkelanjutan. Robot pintar dikombinasikan dengan mesin otomatis sehingga proses pembuatan terus berkelanjutan.
Pabrik baterai listrik bernama Gigafactory pertama kali dibangun di Sparks, Nevada, dengan dana sekitar 5 miliar dolar AS (setara 70,2 triliun). Pabrik pertamanya itu dibangun pada 2014 di atas lahan seluas 49,2 hektar.
Pabrik tersebut menampung sebanyak 7.000 karyawan. Seluruh karyawan bekerja sama dengan robot pintar dalam proses pembuatan baterai, mobil listrik, Powerpack dan Powerwall.
Kehadiran robot pintar dan mesin otomatis diklaim mampu mengerjakan proses produksi sejumlah perangkat Tesla selama seharian penuh tanpa ada campur tangan manusia.
Robot pintar dan mesin otomatis itu dilengkapi sistem navigasi peta digtal yang bagus sehingga bisa pergi ke tempat-tempat yang dituju, mereka juga bisa memindahkan dan meletakkan barang pada tempatnya. Tidak heran jika Tech Vision menyebut Gigafactory (Giga 1) ini sebagai pabrik futuristik.
Battery cell production is the fundamental rate-limiter slowing down a sustainable energy future. Very important problem. https://t.co/MYOUSAC2AK
— Elon Musk (@elonmusk) January 18, 2021
Menurut laporan CNBC International, proses otomatisasi di pabrik sangat kental. Mereka juga melaporkan ada satu bagian produksi yang 90 persennya dibuat secara otomatis.
Pabrik Hemat Energi
Pabrik yang terletak di gurun Nevada ini menghadap ke arah utara untuk mengoptimalkan panel surya yang dipasang pada bagian atapnya. Gigafactory dirancang sedemikian rupa agar bisa menghasilkan listrik secara mandiri, termasuk dengan memanfaatkan tenaga surya, tenaga angin, dan panas bumi.
Ke depannya, Tesla berencana memasang 200.000 panel surya di atap Gigafactory. Tidak hanya itu, pabrik ini juga dilengkapi dengan sistem pendingin canggih karena pabrik ini berlokasi di gurun.
Sebelumnya, pabrik Gigafactory 1 ini pernah diawasi karena dianggap melakukan pemborosan energi. Pihak perusahaan membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa pabriknya mempunyai banyak cara untuk melakukan penghematan energi.
BACA JUGA:
“Kami benar-benar ingin mencapai titik di mana pabrik ini akan menjadi fasilitas yang sustainable dan bersih sepenuhnya, produksi tanpa jejak karbon serta menciptakan produk yang juga tanpa jejak karbon,” kata Chris Lister selaku Vice President di Bidang Operasional Tesla, Minggu, 24 Januari.
Tidak hanya Giga 1, perusahaan juga telah membangun sejumlah pabrik lain yang terletak di berbagai negara. Pabrik Giga 2 terletak di Buffalo, New York untuk membuat sel surya dan modul. Tesla juga memiliki pabrik Giga 3 di Shanghai, China yang dirancang sebagai tempat merakit mobil Tesla Model 3 dan Model Y.
Di Berlin, Jerman, ada pabrik Giga 4 yang baru selesai dirampungkan belum lama ini. Pabrik ini akan memproduksi berbagi jenis mobil listrik besutan Tesla. Sedangkan Giga 5, yang berdiri di atas tanah Austin, Texas, merupakan pabrik utama dari pembuatan model 3 dan model Y dengan distribusi untuk AS bagian timur. Giga 5 juga bakal menjadi pabrik Tesla Semi dan Cybertruck seperti yang dikutip dari Electrek.