Belajar dari Ketatnya Pasar Indonesia dan Thailand, Proton: Ada Banyak Pasar Lain yang Bisa Dijelajahi
Proton Exora. (Dok. Proton Holdings)

Bagikan:

JAKARTA - Proton, perusahaan otomotif asal Malaysia, berniat untuk meningkatkan volume produksinya hingga 500.000 unit dengan 50 persen di antaranya untuk pasar ekspor, demikian yang disampaikan oleh Dr. Li Chunrong, sebagai CEO Proton.

Dikutip dari Paultan, Rabu, 8 Desember, Geely yang kini menaungi merek Proton, menginginkan pabrikan tersebut menjadi salah satu dari tiga produsen mobil teratas di ASEAN, namun ia menyoroti kisah merek ini di Thailand dan Indonesia.

Li mengatakan bahwa pihaknya menyoroti angka produksi pada kedua negara ini yang pernah mencapai angka lebih dari satu juta unit dan mengatakan bahwa persaingannya jauh lebih ketat bila dibandingkan dengan Malaysia.

“Jadi kalau mau bersaing di sana harus siap dengan produknya, ini penting,” ucap Li.

Sang CEO menambahkan produk Proton yang masuk ke pasar Thailand dan Indonesia tidak membuahkan hasil, sebagai dampak dari persaingan pasar yang begitu sengit dan dia tidak ingin mengulanginya lagi.

“Karena kami sebelumnya pernah kalah di Thailand dan Indonesia. Jadi, kami tidak ingin mudah kalah untuk kedua kalinya, jadi kami harus bersiap, baru bisa berangkat,” tegas Li.

Meskipun demikian, Proton telah menunjukkan bahwa ada banyak pasar yang bisa dijelajahi dan berniat untuk memperluas jumlah pasar dengan melakukan kegiatan ekspor. Terlebih lagi, baik pihak Geely maupun Proton sedang berdiskusi untuk memproduksi 500.000 unit di Malaysia dengan setengah di antaranya ialah ekspor.

“Sebagai manajemen, kita harus mendukung. Dunia ini sangat besar, tidak hanya Indonesia dan Thailand,” pungkas Li.

Ketika di Indonesia, Proton pernah memasarkan beberapa modelnya, seperti MPV Exora. Selain itu, pabrikan asal negeri jiran ini juga memiliki mobil lainnya seperti Savvy, Gen.2 Persona, Gen 2, Wira, hingga Neo.

Sayangnya kisah perusahaan di Indonesia tidak membuahkan hasil yang manis. Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), mereka rata-rata kalah bersaing dari pabrikan asal Jepang dengan hanya berhasil menjual 279 unit secara wholesales pada 2017 lalu.

Jumlah tersebut kian menurun pada tahun 2018 yang hanya menyentuh angka 83 unit atau anjlok hingga 70,3 persen dari tahun sebelumnya. Hingga pada akhirnya, Proton meninggalkan pasar tanah air.