Bagikan:

JAKARTA - Industri otomotif saat ini sedang memasuki perlombaan ketat dalam mencari sumber energi alternatif guna menjadikan kendaraan mereka lebih ramah lingkungan. Salah satu langkah besar dalam perjalanan ini adalah beralih ke tenaga listrik sepenuhnya. Dua produsen otomotif utama, yaitu Volkswagen dan Mercedes-Benz, telah mengumumkan rencana mereka untuk menghentikan produksi kendaraan berbahan bakar fosil di masa depan.

Namun, tidak hanya Volkswagen dan Mercedes-Benz yang bergabung dalam tren elektrifikasi ini. Stellantis, perusahaan otomotif multinasional yang mengendalikan merek-merek terkenal seperti Peugeot, Fiat, Jeep, Maserati, dan Alfa Romeo, juga telah menunjukkan komitmennya pada elektrifikasi. Meskipun demikian, Stellantis tetap mempercayai masa depan mesin pembakaran internal (ICE).

Christian Mueller, Wakil Presiden Senior Stellantis, menyatakan keyakinan bahwa mesin ICE akan tetap eksis hingga tahun 2050. Ia mengungkapkan bahwa dalam periode antara sekarang dan 2029, Stellantis masih akan menjual sejumlah besar kendaraan bermesin ICE yang akan beroperasi selama dua dekade ke depan.

"Kami percaya bahwa sekitar 25% kendaraan kami masih akan beroperasi setelah 20 tahun. Oleh karena itu, waktu transisi menuju bahan bakar elektronik seperti ini akan berlangsung cukup lama," kata Mueller seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Kamis, 6 September.

Seiring dengan adanya regulasi di Uni Eropa yang memungkinkan penjualan mesin ICE hingga tahun 2035 dengan menggunakan bahan bakar sintetis atau e-fuels, Stellantis telah mulai mengembangkan mesinnya. Baru-baru ini, mereka berhasil menguji sebanyak 24 jenis mesin ICE pada kendaraan produksi Eropa mulai dari tahun 2014 dengan bahan bakar sintetis. Hasilnya, mesin-mesin tersebut dapat digunakan dengan e-fuels tanpa perlu modifikasi tambahan.

Pengujian ini merupakan bagian dari program yang melibatkan 28 mesin berbeda yang dimulai pada bulan April lalu. Empat mesin lainnya masih menunggu validasi apakah cocok dengan e-fuels atau tidak.

Stellantis memperkirakan bahwa 24 jenis mesin yang telah lolos uji tersebut mewakili sekitar 28 juta kendaraan yang beroperasi di Eropa. Selain itu, penggunaan bahan bakar rendah karbon pada 28 juta kendaraan ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon di Eropa hingga sekitar 400 juta metrik ton antara tahun 2025 dan 2050.

Meskipun Stellantis tetap setia pada mesin pembakaran internal, mereka juga memiliki target untuk mengurangi jejak karbon mereka mulai dari tahun 2021 hingga 2030 dengan merilis kendaraan ramah lingkungan, termasuk mobil listrik.