Bagikan:

JAKARTA - Industri otomotif Eropa seakan-akan dibuat lega dengan dibolehkannya memproduksi mobil bermesin pembakaran internal setelah 2035, asalkan memakai bahan bakar sintetis (e-fuels) yang telah disetujui Uni Eropa. Meskipun demikian, tidak banyak pabrikan menyambut baik hal ini. Salah satunya Mercedes-Benz.

CEO Mercedes-Benz, Ola Kallenius percaya bahwa kendaraan listrik merupakan masa depan bagi perusahaan. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengubah rencana beralih ke bahan bakar sintetis.

"Mercedes memiliki strategi yang jelas mengandalkan penggerak listrik. Kami tidak akan mengubah ini karena keputusan tentang bahan bakar elektronik," ujar Kallenius, dikutip dari Carscoops, Selasa, 25 April.

Kallenius juga menambahkan, Mercedes-Benz sudah mantap fokus memproduksi kendaraan listrik mulai 2025 mendatang.

"Mulai 2025, kami akan menyelaraskan semua arsitektur kendaraan baru kami hanya untuk kendaraan penggerak listrik," tegas Kallenius.

Meskipun e-fuels nantinya akan berguna untuk mesin pembakaran internal untuk mobil Mercedes yang telah ada, Kallenius tidak melihat bahwa bahan bakar tersebut sebagai rencana jangka panjang.

Mercedes-Benz merupakan satu dari beberapa pabrikan yang tidak menyambut baik persetujuan baru dari Uni Eropa perihal penjualan mobil berbahan bakar setelah 2035.

Senada dengan Mercedes, Volkswagen juga menegaskan bahwa bagi mereka era mesin pembakaran telah berakhir setelah 2030 mendatang dan akan fokus ke kendaraan listrik.

Berbeda dari sang saudara, Porsche justru menyambut baik dengan mendukung mesin pembakaran tetap diproduksi pada masa mendatang.

Ada juga perusahaan induk dari Peugeot dan Lancia, Stellantis yang menyambut hal ini dengan positif. Bahkan, mereka sedang menguji mesin pembakaran agar cocok dengan e-fuels. Walaupun, Stellantis juga sudah berkomitmen memproduksi sepenuhnya kendaraan listrik pada 2030.