Bagikan:

JAKARTA - Beberapa waktu lalu, Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk mempertahankan penjualan mobil bermesin berbahan bakar internal (ICE), namun diwajibkan untuk memakai bahan bakar sintetis atau e-fuels.

Hal ini tentu mendapatkan respon yang positif dari beberapa pabrikan di Eropa. Seperti Porsche yang mendukung mesin ICE untuk tetap dihidupkan pada masa mendatang. Namun, justru respon berbeda dari pihak sesama keluarga perusahaan, Volkswagen.

Dilansir dari Carscoops, Kamis, 13 April, CEO Volkswagen, Thomas Schäfer mengatakan bahwa hal itu ia jelaskan sebagai "kebisingan yang tidak perlu". Yang artinya, VW tetap pada sikapnya bahwa tahun 2035 sudah seharusnya beralih ke energi listrik.

"Menurut saya, itu suara bising yang tidak perlu. Untuk 2035, sudah berakhir (untuk mesin ICE). Tahun 2033, kami sudah selesai (dengan pembakaran internal). Untuk tahun 2030, kami merencanakan bahwa 80 persen penjualan di Eropa adalah mobil dengan baterai listrik," tegas Schäfer.

CEO VW juga menegaskan bahwa CEO Porsche, Oliver Blume tidak berperan dalam mendorong Jerman untuk mengubah peraturan perihal mesin pembakaran internal Uni Eropa. Ia juga mengatakan, bahwa e-fuels ini tersedia bukan untuk menggantikan mobil bertenaga listrik.

"Tidak, Blume tidak berperan di belakang ini (mengubah peraturan ICE UE). Saya bisa menjaminnya. Banyak yang salah kaprah mengenai ini (e-fuels). E-fuels memiliki peran dalam armada yang ada, namun tidak akan menggantikan EV," pungkas Schäfer.

Apa yang dilakukan Porsche saat ini juga senada dengan yang dikatakan Schäfer, yakni menginvestasikan untuk mengembangkan EV. Terlebih lagi, model seperti Macan, Cayman, dan Cayenne akan menjadi kendaraan listrik dalam beberapa tahun mendatang. 

Porsche juga menargetkan 80% penjualan kendaraan tersebut merupakan dari EV pada tahun 2030.