Ferrari Sambut Baik Dilanjutkannya Penjualan Mobil Bermesin ICE di 2035
Ferrari 296 GTB. (Dok. Ferrari)

Bagikan:

JAKARTA - Pada Maret lalu, Uni Eropa mengumumkan bahwa pabrikan otomotif diperbolehkan menjual mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) dengan bahan bakar sintetis (e-fuels) pada 2035 mendatang.

Ada beberapa pabrikan yang menyambut baik hal ini. Ambil contoh perusahaan induk Peugeot, Stellantis. Bahkan, mereka tengah menguji coba beberapa unit mesin pembakaran agar cocok dengan e-fuels, walaupun mereka tetap berkomitmen untuk menjual sepenuhnya mobil listrik pada 2030.

Ada pabrikan asal Italia yang juga menyambut baik keputusan ini yakni Ferrari. Brand raksasa otomotif ini merasa aman untuk melanjutkan produksi mobil bermesin ICE. Apalagi, Ferrari belum juga merilis kendaraan bertenaga listrik.

Benedetto Vigna, selaku CEO Ferrari, mengatakan pihaknya berada di jalur tepat memenuhi tujuan pabrikan dalam netralitas karbon untuk 2030. Walaupun mereka telah mengumumkan akan merilis mobil listrik pertamanya pada 2025, namun dengan keputusan soal mesin ICE juga memberi harapan baru.

"Ini sangat baik bagi kami karena anda dapat menjalankan mesin pembakaran dengan bahan bakar netral karbon. Jadi, menurut saya sangat cocok, dan ini adalah penguatan strategi kami," ujar Vigna dikutip dari Autocar, Selasa, 9 Mei.

Lebih lanjut lagi, Vigna mengatakan meskipun penjualan mobil bermesin ICE diperbolehkan pada masa depan, Ferrari tetap pada strateginya dengan terjun ke dalam segmen hybrid maupun kendaraan listrik.

"Jadi mari kita lihat, sebagai perusahaan tetap pada strategi kami, yakni investasikan kendaraan ICE, hybrid, dan EV (Electric Vehicle)," tambah Vigna.

Meskipun kabar ini disambut baik oleh beberapa perusahaan, namun pabrikan seperti Mercedes-Benz dan Volkswagen tidak tertarik dengan pengumuman dari Uni Eropa.

Mercedes tetap pada pendiriannya akan melanjutkan penjualan mobil bertenaga listrik mulai 2025 dengan menyebut kendaraan listrik merupakan "masa depan" dunia otomotif.

Sedangkan, Volkswagen menganggap bahwa mesin ICE telah berakhir setelah 2030 dan pabrikan asal Jerman itu akan fokus ke segmen kendaraan listrik.