JAKARTA - Sudah bukan rahasia sejumlah produsen mobil Eropa mulai mengalihkan fokusnya untuk menciptakan kendaraan elektrifikasi. Masing-masing pabrikan telah memiliki rencana strategis ke depan agar dapat berperan dalam tercapainya nol emisi.
Salah satu pabrikan yang mulai beralih ke elektrifikasi ialah Porsche. Merek mobil sport asal Jerman ini telah memiliki rencana untuk menjual 80 persen EV pada 2030 mendatang. Namun, bukan berarti Porsche tidak akan menyediakan mobil bermesin pembakaran internal (ICE).
Dengan kesepakatan yang dibuat oleh Uni Eropa beberapa waktu lalu, membolehkan mobil bermesin ICE memakai bahan bakar sintetis pada 2035 membuat pabrikan seperti Porsche tampak lega akan hal ini.
Sejak kesepakatan tersebut, Porsche seperti tidak memiliki rencana lagi untuk menghadirkan satu pun model ICE, menjadi mulai memikirkan untuk mobil bermesin konvensional. Beredar kabar, bahwa Porsche juga akan menggunakan bahan bakar sintetis atau e-fuels saat investasi pada perusahaan energi asal Chile, HIF Global.
Sebelumnya, Porsche telah mengumumkan bahwa beberapa modelnya akan dialiri oleh listrik, seperti Macan, 718, dan Cayenne yang sebelumnya merupakan model ICE. Namun, ada satu model yang diputuskan untuk tidak dielektrifikasi, yakni 911.
Diketahui, Porsche 911 adalah model legendaris yang telah berperan dalam puncak kejayaan dari Porsche. Telah hidup selama 79 tahun, 911 menjadi model yang disegani di segmennya. Pemimpin Porsche e-Fuels, Karl Dums, mengatakan pihaknya tidak menampik kemungkinan bahwa 911 terbaru tetap mempertahankan mesin ICE dengan bahan bakar sintetis.
"Strategi kami pertama-tama adalah beralih ke mobilitas listrik dan kami akan memproduksi 911 selama mungkin dengan mesin pembakaran," ujar Dums yang dikutip dari Reuters, Rabu, 26 Juli.
BACA JUGA:
Porsche bukanlah satu-satunya yang menyambut baik kabar mesin ICE dipertahankan dengan e-fuels. Pabrikan seperti Ferrari, Lamborghini, Hyundai, dan Stellantis, menyambut baik kabar ini dan akan mempertimbangkan menghadirkan model ICE lainnya.
Walaupun, beberapa pabrikan tersebut tetap berkomitmen dalam menciptakan kendaraan yang dialiri listrik pada akhir dekade ini.