Seperti Apa Serunya Gabung Komunitas Motocross?
Salah satu aksi komunitas Jakarta Motocross Family (JMF). (Dok. Pribadi)

Bagikan:

JAKARTA - Masuk ke dalam sebuah komunitas motocross bisa menjadi pengalaman yang amat menarik dan mendebarkan. Terlebih bagi yang menyukai atau memiliki kecintaan pada olahraga yang memacu adrenalin tinggi. 

Berbeda dengan motor trail, motocross melibatkan motor yang didesain untuk balapan dengan spesifikasi lebih tinggi dari motor trail sehingga motor mampu melaju di berbagai medan seperti lumpur, tanah, dan arena lainnya.

Nah, selain memiliki motor yang memadai juga diperlukan kesiapan mental, keberanian, dan ketangkasan, agar penghobinya dapat melajukan motor dengan lancar hingga garis finish.

Salah satu komunitas motocross yang cukup lama eksis di Jakarta adalah Jakarta Motocross Family (JMF). Namun komunitas JMF ini awalnya tidak didirikan di Jakarta melainkan di Bekasi dengan tujuan untuk berbagi ilmu mengenai motocross dan juga ajang untuk silaturahmi. 

Hal menarik lain dari komunitas ini adalah tidak adanya tanggal resmi dan susunan organisasi yang baku. Komunitas ini terbuka untuk semua orang yang memiliki kecintaan pada motocross dan motor trail, tanpa terkecuali.

"Awal berdirinya JMF ini sebenarnya di Bekasi, tepatnya di Harapan Indah. Kami juga pernah menyambangi sirkuit atau arena di wilayah lain, misal Depok, Jakarta, dan lainnya," ungkap salah satu anggota JMF, Muhsinin Ali Mabrur saat dihubungi oleh VOI, Rabu, 22 Maret 2023.

Ditambahkan Ali, untuk bergabung dengan komunitas JMF, anggota tidak perlu memiliki motor yang mahal atau spesifikasi yang tinggi. Yang terpenting adalah bisa mengendalikan motor dengan baik dan menguasai teknik-teknik dasar motocross.

Harga motor trail yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam olahraga motocross memang tidak murah, namun tidak perlu khawatir karena di dalam komunitas JMF, semua orang diterima dan dihargai, tidak peduli seberapa mahal atau murah motor yang digunakan.

"Untuk harga sebenarnya relatif, ada yang 100 juta hingga 500 juta. Tapi, kalau di JMF, apapun motornya yang digunakan, selagi si pemotor bisa mengendalikan serta menguasai motornya, tidak masalah. Untuk menghindari kejadian tidak diinginkan," kata Ali.

Ali melanjutkan jika pemotor sudah bisa menguasai motor sendiri maka perlahan-lahan keahlian dan keterampilan akan meningkat seiring dengan waktu dan pengalaman.

Selain kegiatan olahraga motocross, JMF juga melakukan kegiatan sosial secara spontanitas ketika ada orang terdekat yang mengalami musibah. Mereka juga sering melakukan trabasan di hutan untuk mengeksplorasi medan yang menantang dan menguji kemampuan mereka dalam mengendalikan motor.

JMF juga melakukan beberapa kegiatan, seperti trabasan di hutan. Untuk kegiatan sosial, mereka melakukannya secara spontanitas bila orang-orang terdekat mengalami musibah.

Nah, dalam kesempatan ini VOI pun meminta pendapat Ali menyoal beberapa kejadian viral belakangan ini mengenai komunitas motor trail yang merusak kebun warga hingga kejadian yang terjadi di Rancaupas, Bandung.

Ali mengatakan bahwa, terjadinya kekacauan terutama di Ranca Upas lebih disebabkan karena miskoordinasi antara peserta dengan panitia. Terlebih lagi, peserta yang mengikuti lomba telah melebihi kapasitas.

"Yang terjadi di Rancaupas itu over-capacity, harusnya dilakukan koordinasi antara komunitas dengan panitia. Pendapat saya, mau pihak komunitas maupun panitia harus sadar kawasan yang cocok dijadikan arena lomba," pungkas Ali.