Bagikan:

JAKARTA - Barcelona telah memangkas 145 juta euro atau sekitar Rp2,4 triliun dari tagihan upah mereka musim panas ini. Tapi, masalah baru muncul. Apa itu?

Barca mengalami masalah finansial sejak pandemi COVID-19 menyengat dan kepemimpinan Josep Maria Bartomeu yang kacau, sehingga presiden saat ini Joan Laporta harus melakukan pemotongan pengeluaran yang sangat sulit.

Tidak ada yang lebih menyakitkan selain kepergian Lionel Messi ke PSG. Tetapi, ada sejumlah kepergian lain yang dilakukan karena terpaksa.

Antoine Griezmann mengakhiri masa tinggalnya yang buruk di klub dengan kembali ke Atletico Madrid - membawa gajinya yang besar bersamanya. Lalu pemain lainnya pergi termasuk Emerson Royal dan Junior Firpo.

Lalu, apa efek dari cuci gudang yang dilakukan Barca? Lumayan cukup banyak, khususnya yang berkaitan dengan kedalaman skuat.

Pertama, pemain yang sudah pergi digantikan oleh pemain yang kualitasnya lebih rendah.

Luuk de Jong dan Memphis Depay adalah pemain bagus, tetapi mereka tidak akan menyerang pertahanan lawan seperti Messi dan Griezmann.

Kedua, skuat Barcelona saat ini dibangun untuk menyeimbangkan buku keuangan. Bukan terkait strategi dan kebutuhan pelatih.

Ini berarti, misalnya, ada kelebihan bek tengah tetapi sangat sedikit cadangan di bek kiri.

Tapi di sisi lain, cuci gudang ini adalah pendekatan yang tepat mengingat situasinya. Melansir MARCA, jumlah gaji yang harus dibayarkan Barcelona sekarang tersisa 420 juta euro (Rp7,1 triliun) - turun dari 565 juta euro (Rp9,5 triliun), atau berkurang 30 persen.

 Barca tentu berharap, ini merupakan awal dari pemulihan ekonomi mereka.