Bagikan:

JAKARTA - Barcelona tak punya sejarah memiliki pelatih sampai puluhan tahun seperti Sir Alex Ferguson di Manchester United. Pelatih Xavi Hernandez menyebut Barca sebagai klub yang kejam dan tak pernah memberi kesempatan pelatih berlama-lama di menangani tim.

Xavi sendiri menjadi contoh terakhir pelatih yang hanya bertahan sebentar di Barca. Berbeda saat masih menjadi pemain. Dirinya sudah masuk tim yunior Blaugrana pada 1991.

Selanjutnya, Xavi harus menunggu sampai enam tahun sebelum masuk tim Barcelona B. Dan, tahun berikutnya dia sudah berada di skuat senior. Selama 27 tahun dan memberi 32 trofi bagi Barca, Xavi baru meninggalkan klub.

Namun saat kembali ke klub, dirinya cuma dua tahun menangani Barca. Ironis karena sebelumnya banyak yang berharap Xavi segera kembali untuk menangani klub.

Dirinya akhirnya 'pulang' untuk menggantikan Ronald Koeman pada 2021. Pelatih berusia 44 ini langsung memberi harapan dengan memenangi Piala Super Spanyol dan La Liga Spanyol pada musim 2022/2023.

Hanya saja, Xavi kurang sukses di musim ini. Setelah gagal mempertahankan trofi di Piala Super, Barca juga tersingkir di Copa del Rey. Puncaknya saat bermain di kandang sendiri di La Liga, Barca kalah 5-3 lawan Villarreal.

Usai pertandingan, sosok bernama lengkap Xavier Hernandez Creus langsung mengumumkan pengunduran diri.

Namun Xavi baru akan meletakkan jabatan setelah kompetisi berakhir atau pada Juni 2024. Dengan demikian, klub punya waktu untuk mencari penggantinya.

"Saya akan meninggalkan Barcelona pada Juni mendatang. Kami sudah berada pada titik yang tidak mungkin untuk kembali. Menurut saya, ini saatnya untuk pergi. Saya sudah bicara dengan dewan dan klub. Saya akan pergi pada 30 Juni," ucap Xavi.

"Kini, semua bisa lebih tenang. Keputusan ini juga membuat Anda [pers] tak bisa 'membunuh' saya lagi," katanya.

Xavi membeberkan media dengan gampang menghujat dan menghakimi pelatih Barca saat mengalami kegagalan. Dirinya pun memakai istilah 'membunuh' saat pers mem-bully habis-habisan pelatih.

Akibatnya tidak ada pelatih yang bertahan lama di Barca. Dalam sejarah klub hanya Johan Cruyff seorang yang paling lama melatih Barca.

Itu pun hanya delapan tahun sang legenda mengarsiteki Barca yang saat itu ada Pep Guardiola sebagai pemain.

Disusul Guardiola yang bisa bertahan sampai empat tahun. Meski memberi trofi lebih banyak ketimbang Cruyff, tetapi Guardiola tetap saja tak bisa melewati rekor pelatih yang juga pernah menjadi pilar Barca ini.

"Menjadi pelatih Barca itu sama sekali tak menyenangkan, kejam malah," kata Xavi.

"Tak ada yang menaruh respek atas apa yang sudah Anda raih. Kinerja Anda tak pernah dihargai sehingga bisa merusak kesehatan mental dan mood Anda," ujarnya.

Bahkan Xavi sampai menyinggung soal Ferguson. Dia menuturkan tidak ada pelatih di Barca yang bertahan lama seperti Ferguson yang pernah menangani Manchester United sampai 26 tahun sebelum pensiun pada 2013.

"Menangani tim sampai lama seperti Sir Alex Ferguson di MU tidak akan pernah terjadi di Barcelona," katanya lagi.

"Kami seharusnya mengubah dinamika ini. Tentu sulit atau bahkan tidak mungkin seorang Ferguson di Barca. Tetapi kami harus berubah dan kini saatnya. Apakah ini tidak fair? Saya tidak tahu," ucap Xavi.

Setelah Xavi menyatakan mundur, bursa calon pelatih Barca menjadi panas dan menyedot perhatian.

Sejumlah nama mulai disebut, termasuk Luis Enrique yang diminta kembali. Saat ini, Enrique menangani Paris Saint-Germain selepas menangani tim nasional Spanyol.