Bagikan:

JAKARTA - Gelandang Jordan Henderson akhirnya meninggalkan Arab Saudi. Dirinya pun bergabung Ajax Amsterdam, klub elite Eredivisie. Henderson berharap bisa mengamankan posisi di Timnas Inggris yang berlaga di Euro 2024.

Henderson hanya bertahan enam bulan meski mendapat kontrak berdurasi tiga tahun dari klub Liga Profesional Saudi, Al-Ettifaq. Dia hanya bermain 16 kali di liga dengan membuat empat assist.

Tidak disebutkan dengan jelas alasan eks kapten Liverpool ini meninggalkan Arab Saudi.

Dirinya hanya menyebutkan sebagai suatu kesalahan saat mengambil keputusan hengkang dari Anfield dan kemudian bermain di sebuah negara dengan terik matahari. Sementara, Henderson berasal dari Inggris, sebuah negara yang berhawa dingin.

Henderson dikabarkan tidak kuat dengan cuaca panas dan kelembaban di Arab Saudi. Selain itu, dia kurang terkesan jumlah penonton yang hanya ribuan di stadion untuk menyaksikan pertandingan.

Bandingkan dengan penonton di Anfield atau saat dirinya bersama Liverpool menyambangi markas Manchester United di Old Trafford.

Lebih dari itu, Henderson tak ingin kehilangan kesempatan bermain di Euro 2024. Bila tetap berada di Arab Saudi, dirinya sudah pasti tidak masuk radar Manajer Gareth Southgate yang memprioritaskan pemain dari Premier League Inggris dan mereka yang bertebaran di liga-liga top Eropa.

Liga Pro Saudi? Jelas tidak masuk pantauan Southgate meski Henderson tetap mendapat panggilan Timnas Inggris untuk mengikuti laga uji coba dan kualifikasi Euro 2024.

Bila bermain di Eropa, dia setidaknya masih dalam pantauan Southgate. Apalagi, Henderson membela klub top Belanda, Ajax. Dirinya pun rela diputus kontraknya di Al-Ettifaq. Gajinya di Ajax pun tidak sebanding dengan yang diterimanya di Al-Ettifaq.

Namun, Henderson akhirnya membantah bila dirinya menerima gaji 700 ribu poundsterling setiap pekan. Tak hanya itu, pemutusan hubungan kerja saat kontrak belum berakhir atas permintaan pemain menjadikan dia tak mendapat gaji di Al-Ettifaq.

Di Ajax, dia hanya menerima gaji 175 ribu poundsterling setiap pekan. Henderson pun menandatangani kontrak berdurasi dua setengah tahun.

"Amsterdam! Senangnya ada di sini. Tak sabar melihatnya segera," kata Henderson di media sosial.

Meski demikian, pemain tengah berusia 33 ini tetap merasa sedih saat meninggalkan Al-Ettifaq. Menurut dia, ini bukan keputusan gampang saat menyatakan ingin kembali ke Eropa.

"Saya sedih saat hendak mengatakan kalau saya begitu cepat meninggalkan Al-Ettifaq. Ini bukan keputusan mudah. Namun, saya merasa ini yang terbaik bagi saya dan keluarga saya," ucapnya.

"Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada klub dan fans atas dukungannya. Saya sungguh jatuh cinta dengan klub sejak hari pertama. Saya akan tetap menyaksikan pertandingan dan berharap klub meraih sukses," ujar Henderson lagi.

Sementara itu, pelatih Ajax John van't Schip mengaku senang karena mendapatkan pemain berpengalaman. Apalagi, klub mendapatkan Henderson secara gratis.

"Kami butuh gelandang yang berpengalaman dan punya kualitas dalam leadership. Selain itu, banyak pemain kami yang cedera sehingga kami butuh pemain yang bisa menggantikannya. Jordan Henderson merupakan tipe pemain seperti itu," kata Van't Schip.

Pelatih yakin kehadiran Henderson yang mendapat nomor punggung 6 ini akan mendongkrak performa Ajax. Menurut dia, pemain berpengalaman sangat dibutuhkan bagi pemain muda.

"Kedatangannya sangat berarti untuk mengangkat skuat, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dia bisa mengangkat pemain muda. Dia seorang Inggris yang memenangi Liga Champions dan banyak trofi. Saya senang dia ada di sini," ujarnya.

Henderson memang dibutuhkan untuk mengangat Ajax yang saat ini menduduki peringkat kelima. Ajax sudah tertinggal 23 poin dari pimpinan klasemen PSV Eindhoven.