Bagikan:

JAKARTA - Polisi Spanyol melakukan penggeledahan di kantor Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) pada hari Kamis, 28 September, waktu setempat. Ini bagian dari penyelidikan terkait pembayaran jutaan dolar oleh Barcelona kepada mantan wakil presiden komite wasit Spanyol, Jose Maria Enriquez Negreira.

Langkah ini menjadi sorotan di dunia sepak bola dan menciptakan berbagai pertanyaan tentang etika dan integritas dalam olahraga tersebut.

Guardia Civil, badan kepolisian Spanyol, mengkonfirmasi mereka telah melakukan penggeledahan di kantor komite wasit yang terletak di markas RFEF, dekat Madrid, demikian yang dilansir Washington Times dari Associated Press.

Meskipun tidak ada penangkapan yang dilakukan dalam penggeledahan tersebut, tindakan ini dilakukan berdasarkan perintah dari hakim Joaquin Aguirre, yang sedang menyelidiki kasus tersebut untuk pengadilan di Barcelona.

Pada bulan Maret lalu, jaksa negara secara resmi menuduh Barcelona terlibat kasus korupsi dalam olahraga, manajemen yang curang, dan pemalsuan dokumen perusahaan. Jaksa mendakwa bahwa raksasa La Liga Spanyol itu telah membayar Negreira, mantan wasit yang pernah menjadi bagian dari komite wasit RFEF sejak tahun 1994 hingga 2018.

Jumlah yang dibayarkan Barcelona kabarnya mencapai 7,3 juta euro (setara Rp114 miliar) yang diberikan mulai dari tahun 2001 hingga 2018.

Di samping itu, pada hari Kamis, hakim Aguirre secara resmi menambahkan tuduhan baru dalam penyelidikan ini. Ia menyatakan bahwa terdapat indikasi kuat bahwa suap terjadi antara Barcelona dan Negreira. Tuduhan suap ini menggantikan tuduhan sebelumnya terkait korupsi dalam olahraga.

Penggeledahan ini datang sebagai pukulan lain bagi dunia sepak bola Spanyol setelah RFEF dilanda skandal seksisme. Mantan presiden RFEF, Luis Rubiales, mencium seorang pemain wanita di bibirnya tanpa persetujuan saat pemberian trofi Piala Dunia Wanita, bulan lalu

Aksi itu memicu kecaman luas dari berbagai pihak.