JAKARTA - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Ferry Paulus menyatakan, pemain asing untuk Liga 2 menjadi sebuah keharusan. Hal ini disampaikannya saat club owner’s meeting Liga 2 2023/2024 jilid 2 yang digelar, Kamis, 20 Juli.
Ferry mengatakan penggunaan pemain asing ini untuk meningkatkan valuasi dari kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia tersebut.
"Klub semua yang selama ini ragu pemain asing ada atau tidak, hari ini salah satu kesepakatan klub-klub mau ada asing," kata Ferry Paulus.
"Karena memang ke depan kita punya liga mau naik kelas. Kalau gak ada asing, valuasi liga akan lebih kecil sehingga pemain asing jadi keharusan," lanjutnya, seperti dilansir dari Antara.
Langkah regulasi penggunaan pemain asing ini, menurut Ferry, ada setidaknya dua klub dari total 28 klub Liga 2 yang tidak setuju. Mantan manajer Persija Jakarta itu lalu menegaskan, peraturan penggunaan pemain asing untuk Liga 2 tetap berjalan karena tidak memberatkan dari segi finansial setiap klub.
"Tinggal stratanya saja satu tingkat di bawah Liga 1, sehingga memudahkan teman-teman Liga 2 untuk cari, kelasnya pun bisa dapat dengan secara finansialnya," ucap Ferry.
Pria 59 tahun itu sadar peraturan tentang pemain asing untuk Liga 2 ada pro dan kontra. Efek dari kedatangan pemain asing ini adalah pemain-pemain lokal peluang bermainnya lebih sedikit.
Dengan mengambil sudut pandang lain, kata Ferry, bahwa adanya pemain-pemain asing dapat meningkatkan kualitas pemain-pemain lokal yang ada di Liga 2 untuk menjadi lebih baik.
Ia pun mengambil contoh liga terbaik di dunia saat ini yaitu Liga Inggris yang pemain lokalnya jauh lebih sedikit daripada pemain-pemain asing yang ada.
"Tapi manfaat pemain asing untuk meningkatkan kinerja dari pemain-pemain lokal. Katakanlah kinerjanya, pemain lokal yang ada bisa dapat transformasi yang baik dari pemain asing," jelas Ferry.
"Di Inggris, pemain lokal cuma satu sampai dua aja. Tapi karena liganya bagus, kompetisinya bagus, pemain asing mayoritas dari luar, negaranya maju," imbuhnya.
BACA JUGA:
Selain tentang regulasi pemain asing, hal lain yang menjadi pembahasan utama club owner’s meeting Liga 2 jilid 2 adalah tentang setiap klub yang bisa berbagi stadion karena ada beberapa stadion di daerah yang sama masih direnovasi.
“Misalnya seperti di Sumatera, stadion Teladan mau direnovasi, tinggal PSDS, sementara klubnya di sana ada tiga,” ucap Ferry.
“Proses perpindahan jadwal ke jadwal itu menjadi penting supaya stadion yang digunakan istilahnya bisa sharing karena stadion tinggal satu,” imbuhnya.
Sementara itu, perihal hak siar, pria kelahiran 22 Mei 1964 tersebut belum bisa berbicara banyak. Kini, pihaknya masih terus mendiskusikan upaya terbaik untuk mendukung asas fairness semua klub Liga 2.
“Ada juga terkait jadwal akan dilakukan untuk mendapatkan asas fairness. Ada Sabtu, Minggu, Senin, Selasa atau mungkin Rabu. Ini juga akan kita formulasikan sehingga ke depan klub-klub itu dapat jatah yang sama dengan exposure yang tepat,” kata Ferry.
Lebih lanjut, semua hal terkait bergulirnya Liga 2 masih akan didiskusikan lebih detail dan akan diadakan pertemuan yang sama di kemudian hari.
“Kontribusi yang diinginkan berdasarkan hitung-hitungan yang kita punya masih belum clear. Artinya akan ada satu pertemuan kembali sekaligus finalisasi sekaligus dan penyampaian jadwal, mengenai kontribusi, serta proses izin di tiap-tiap klub di stadion masing-masing,” tutup Ferry.