JAKARTA – Promotor tinju Eddie Hearn menilai keputusan kliennya Anthony Joshua (AJ) untuk menyetujui pertarungan melawan Dillian Whyte memiliki risiko yang sangat besar.
Joshua dipastikan akan naik ring melawan Whyte pada 12 Agustus mendatang di O2 Arena, London, Inggris. Duel ini bisa mengusik rencana Joshua untuk melawan Deontay Wilder.
Joshua hampir mencapai kesepakatan untuk menghadapi mantan juara kelas berat WBC Wilder pada bulan Desember nanti di Arab Saudi. Oleh karena itu, jika kalah maka kemungkinan besar rencananya melawan Wilder bisa gagal.
Hearn mengatakan jika kalah maka Joshua masih bisa melanjutkan pertarungan melawan Wilder. Akan tetapi, bakal ada konsekuensi finansial, yakni Joshua kehilangan kesempatan mendapat bayaran besar.
"Pertandingan ini sangat liar karena AJ telah mengunci pertarungan melawan Wilder untuk bulan Desember. Kami mengadakan pertemuan minggu lalu dengan pihak [Arab] Saudi," ujar Hearn dilansir Boxing Scene.
"Jelas, itu adalah salah satu pertarungan terbesar dalam tinju, dan dia ingin bertarung di sela-sela rencana melawan Wilder. Dia bersikeras untuk melawan Dillian Whyte. Saya tidak terlalu senang karena saya tahu itu berbahaya," tambah dia.
BACA JUGA:
Selain risiko finansial, jika kalah melawan Whyte maka Joshua pun berpotensi kehilangan peluang melawan Wilder. Justru sebaliknya, Whyte yang akan bertukar tempat melawan Wilder.
"Ini adalah pertarungan yang dibangun dari emosi. Mereka tidak menyukai satu sama lain. Anda melihat apa yang terjadi terakhir kali di O2, ini akan menjadi pertarungan yang luar biasa pada 12 Agustus," ujar Hearn.
Hearn mengatakan sebaiknya Joshua tidak naik ring melawan Whyte bulan depan jika ingin menjaga peluang melawan Wilder.
"Saya tidak tahu bagaimana pertarungan melawan Whyte. Namun, kami telah diberitahu dengan jelas bahwa kesepakatan yang ada di atas meja bukanlah kesepakatan jika ia kalah dari Dillian Whyte. Mereka tidak ingin ia bertarung melawan Dillian Whyte," ucap dia.
Joshua terakhir bertarung pada April lalu ketika ia mengalahkan Jermaine Franklin. Itu adalah kemenangan pertamanya sejak dua kekalahan beruntun melawan Oleksandr Usyk masing-masing pada September 2021 dan Agustus 2022.