Memisahkan Operator Pertandingan Liga 1 dan Liga 2 Bukan Sekadar Teknis, tapi Juga soal Bisnis
Operator Liga 2 akan dipisah dengan Liga 1 jika LaNyalla Mahmud Mattalitti jadi Ketum PSSI. (Foto: Twitter/@Liga2Match)

Bagikan:

JAKARTA - Memisahkan operator Liga 1 dengan Liga 2 menjadi salah satu misi yang diusung LaNyalla Mahmud Mattalitti, salah satu calon Ketua Umum (Ketum) PSSI untuk periode 2023/2027.

LaNyalla mengaku telah menyusun beragam rencana, termasuk soal penyelenggaraan kompetisi. Hal itu disampaikannya dalam agenda forum terbuka bersama Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 7 Februari.

"Saya menyampaikan gagasan untuk memisahkan operator Liga 1 dan Liga 2 sebagai bagian dari peningkatan kualitas kompetisi dan penguatan kapasitas klub Liga 2 dari aspek teknis dan bisnis," kata La Nyalla saat memberikan sambutan di hadapan sekitar 25 perwakilan Asprov.

Hingga saat ini, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 memang masih dijalankan di bawah operator yang sama yaitu. PT Liga Indonesia Baru (LIB). Sebelumnya juga muncul wacana untuk memisahkan penyelenggara dia kompetisi itu, tapi PT LIB masih urung merealisasi.

Rencana memisahkan operator penyelenggara Liga 1 dan 2 dianggap LaNyalla sebagai bagian dari tujuh langkah pengembangan sepak bola nasional yang digagasnya.

Hal itu meliputi pengembangan teknik, penguatan klub, liga profesional, tim nasional, pengembangan bisnis, stabilitas finansial dan industri sepak bola.

Sementara untuk penyelenggaraan Liga 3, LaNyalla mengungkap janji bahwa ia akan menjalankan kasta terbawah kompetisi sepak bola Tanah Air itu dengan konsep 10, 30.

"Artinya, kompetisi Liga 3 harus dilaksanakan dalam waktu 10 bulan, dan setiap klub harus bertanding secara kompetitif sebanyak 30 kali dalam satu musim kompetisi," tuturnya.