Bagikan:

JAKARTA - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengomentari nasib Pratama Arhan yang jarang mendapat menit bermain di Tokyo Verdy. Dia mengatakan, itu merupakan salah satu bukti sepak bola Indonesia masih tertinggal jauh dari Jepang.

"Saya nggak heran dia jarang dimainkan di Verdy. Berarti sepak bola Indonesia ketinggalan jauh sama di Jepang," ujar dia usai kongres biasa PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu kemarin.

Arhan, 21, pindah dari PSIS Semarang ke klub yang bermain di J-League 2 itu pada Februari 2022 lalu. Namun, hampir setahun di sana, ia masih jarang mendapat menit bermain.

Sejauh ini pemain asal Blora itu tercatat baru bermain 45 menit dalam satu pertandingan saja. Satu-satu laga yang ia jalani adalah ketika timnya bersua dengan Tochigi SC pada 6 Juli 2022.

Ketika itu, ia bermain sebagai starter bukan di posisi aslinya sebagai full bek melainkan dipasang sebagai winger kanan. Alhasil ia tidak tampil maksimal dan diganti setelah jeda.

"Tidak bisa kita tuntut Tokyo Verdy harus memainkan Arhan. Memang kualitas beda, tapi saya optimistis Arhan bisa. Butuh waktu saja," kata Yoyok.

Meski jarang mendapat menit bermain musim lalu, nama Arhan tetap masuk dalam skuat Tokyo Verdy musim ini. Kesempatan ini seharusnya bisa digunakan untuk membuktikan dirinya.

Yoyok mengatakan, pihaknya sama sekali tidak memiliki niat untuk menarik mantan pemain mereka itu kembali. Arhan, kata dia, sebaiknya bertahan di sana untuk bisa menambah pengalaman.

"Dia lebih baik menimbah ilmu di sana. Kalau di PSIS mentok segitu saja. Buat apa. Mending dia di sana. Kemarin di timnas walaupun belum maksimal, tapi kelihatan menonjol," kata dia.

Musim ini Arhan termasuk salah satu dari sembilan bek yang dimiliki tim Ibu Kota Jepang tersebut. Ia pun masih akan mengenakan nomor punggung 8.

Arhan saat ini masih terikat kontrak Tokyo Verdy. Kontraknya efektif per Maret 2022 dan berlangsung selama dua tahun.