Bagikan:

JAKARTA - Juara dunia tinju kelas berat, Tyson Fury, mengungkapkan awal mula dirinya mencintai olahraga ini. Semua berawal dari pertarungan legendaris antara Lennox Lewis lawan Hasim Rahman.

Fury sebenarnya lahir dari keluarga petinju. Ayahnya, John, dan sang paman, Peter, merupakan petarung.

Bahkan, dia sudah dilatih sang ayah sejak usia sepuluh tahun. Namun, awalnya dia tidak pernah benar-benar memiliki hasrat untuk bertinju.

Itu sampai dia menyaksikan kesuksesan Rahman yang secara mengejutkan mengalahkan Lewis pada tahun 2001 di Afrika Selatan.

"Kenangan pertama saya tentang tinju adalah saat Lennox Lewis versus Hasim Rahman. Kami menunggu sepanjang malam untuk menontonnya. Dan itu adalah memori tinju pertama saya yang nyata dan masif," jelas Fury.

"Jelas saya telah menonton tinju jauh sebelum itu, tetapi tidak pernah benar-benar tertarik sampai saat itu," lanjutnya.

Fury mengungkapkan pertama kali menyaksikan langsung pertandingan tinju dari dekat ring adalah ketika Ricky Hatton mengalahkan Kosta Tszyu pada 2005.

"Itu di Manchester dan itu untuk perebutan sabuk gelar melawan juara legendaris. Saya percaya ada sekitar tiga atau empat juara dunia masa depan lainnya di sana malam itu," ujar Fury.

"Saya, Crolla, Terry Flanagan, semuanya dari Manchester dan semuanya memenangkan gelar juara dunia. Kami semua terinspirasi oleh 'The Hitman', kami semua," sambungnya.

Fury baru berusia 13 tahun saat itu, tetapi tidak melakukan pertarungan pertamanya di atas ring sampai tiga tahun kemudian. Kini dia menjadi petinju kelas berat No1 di dunia, tak terkalahkan dalam 34 pertarungan dan dua kali berkuasa sebagai juara.