JAKARTA - Saat Kamerun bersiap untuk pertandingan yang harus dimenangkan melawan Brasil dini hari nanti waktu Indonesia, negara dari benua Afrika itu berharap untuk meniru pelatih kepala mereka Rigobert Song dalam mengatasi rintangan.
Song bisa dibilang akan turun sebagai salah satu bintang cemerlang Kamerun. Mantan bek Liverpool ini telah bermain di empat Piala Dunia sebagai pemain dan saat ini tampil untuk kelima kalinya, dalam perannya sebagai pelatih Kamerun.
Dikenal dengan rambut gimbal dan janggut pirangnya, Song ditunjuk sebagai pelatih kepala Kamerun pada Februari awal tahun ini menggantikan pelatih Portugal Toni Conceicao.
Song kemudian mengatasi ujian keras melawan Aljazair, membantu Kamerun memesan tempat mereka di Piala Dunia 2022 usai memenangi pertandingan leg kedua dengan skor 2-1.
Mengatasi stroke
Sementara Song tidak asing dengan mengatasi tekanan serius, pencapaian terbesarnya sejauh ini adalah pemulihannya setelah terkena stroke pada tahun 2016. Berbicara kepada L'Equipe, Song mengatakan anjingnyalah yang menyelamatkan hidupnya.
"Saya sedang menonton TV, tapi saya merasa sangat lelah," kata Song kepada L'Equipe
"Saya membiarkan pintu terbuka karena saya mengharapkan pengunjung. Jika pintu itu ditutup, itu sudah berakhir karena keluarga saya ada di Paris. Anjing saya pasti merasakan sesuatu dan mulai menggonggong. Lalu orang yang menunggu datang dan melihat saya berbaring di lantai."
Setelah terkena stroke, Song mengalami kesulitan mendapatkan rumah sakit yang memadai dan dia berterima kasih kepada presiden Kamerun saat itu, Paul Biya yang membantunya.
"Tanpa dia [Biya] atau istrinya, saya tidak akan berada di sini hari ini. Saya tidak bisa hanya berterima kasih," lanjut Song
"Presiden Kamerun memberi tahu keluarga saya bahwa dia akan mengurus proses penyembuhan saya dan dia menerbangkan saya ke Paris."
BACA JUGA:
Dalam keadaan koma, Song mengatakan dia mengalami serangkaian penglihatan yang akhirnya membantunya pulih, termasuk pertemuan dengan ayahnya yang meninggal saat dia masih kecil.
"Itu seperti mimpi," kata Song.
"Saya bersatu kembali dengan leluhur saya. Ayah saya meninggal ketika saya berusia 9 tahun, tetapi saya mengenalinya. Dia mengatakan kepada saya: 'Apa yang kamu lakukan di sini? Kamu harus kembali.'
Song berharap untuk menanamkan ketangguhannya pulih dari stroke kepada para pemainnya saat Kamerun menghadapi Brasil dini hari nanti. Negara Afrika itu hanya pernah satu kali lolos ke babak sistem gugur, yakni pada Piala Dunia 1990 di Italia.