Bagikan:

JAKARTA - Gelandang timnas Portugal, Bruno Fernandes, ikut mengecam Qatar terkait isu hak asasi manusia (HAM) selama proses pengerjaan stadion untuk Piala Dunia 2022.

Qatar terus menjadi subjek kritik di tengah persiapan mereka menjadi tuan rumah untuk acara akbar itu. Mereka dianggap tidak pantas menghelat ajang itu lantaran tidak mengindahkan kematian pekerja migran yang membangun stadion.

"Kami tahu situasi seputar Piala Dunia (2022) dalam beberapa minggu terakhir, beberapa bulan terakhir, terkait mereka yang tewas selama proses pembangunan stadion," ujar pemain Manchester United itu dilansir Live Score, Senin, 14 November.

"Kami sama sekali tidak senang untuk itu. Kami ingin sepak bola untuk semua orang, semua orang harus dilibatkan dan terlibat di Piala Dunia karena ini 'dunia'. Untuk semua orang," ia menambahkan.

Tidak cuma kematian pekerja migran yang menjadi sorotan menjelang ajang empat tahunan tersebut, kriminalisasi komunitas LGBT di negara itu juga belakangan menimbulkan kekhawatiran.

Isu LGBT ini kembali memanas pekan kemarin setelah Duta Besar Piala Dunia Khalid Salman melontarkan pernyataan bahwa homoseksualitas merupakan "kerusakan dalam pikiran" dan "haram" di negara emirat yang mayoritas muslim itu.

Pernyataan ini disampaikan Salman hanya beberapa hari setelah Qatar menegaskan bahwa semua orang akan diterima di negara itu untuk menonton Piala Dunia, termasuk kelompok komunitas LGBT.

"Hal-hal semacam ini saya pikir tidak boleh terjadi kapan saja, tetapi Piala Dunia lebih dari sekadar sepak bola; ini adalah pesta untuk para penggemar, pemain, dan sesuatu yang benar-benar menyenangkan untuk ditonton, dan harus dilakukan dengan cara yang lebih baik," ujar Bruno.

Pemain Manchester United ini kemudian mengomentari waktu perhelatan Piala Dunia 2022 yang digelar November. Menurutnya, itu bukan waktu yang bersahabat.

Saat ini sejumlah liga terbesar di dunia sudah mengambil jeda pertengahan musim untuk turnamen di Qatar. Turnamen ini tidak dihelat pada Juni dan Juli seperti biasanya karena menyesuaikan iklim di negara Teluk itu.

"Tentu saja, itu aneh. Ini bukan waktu yang tepat untuk bermain di Piala Dunia. Jelas saya berpikir untuk semua orang, pemain, penggemar, ini bukan waktu terbaik karena anak-anak akan bersekolah, orang akan bekerja, waktunya tidak akan menjadi yang terbaik bagi orang-orang untuk menonton pertandingan," jelas Bruno.