JAKARTA — Presiden FIFA Gianni Infantino menulis surat kepada 32 negara peserta Piala Dunia 2022 untuk meredam kekhawatiran terkait isu hak asasi manusia (HAM) dan kriminalisasi LGBTQ+ di Qatar yang terus berkembang.
Selain Infantino, surat tersebut juga ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) FIFA Fatma Samoura. Isi surat menyerukan agar negara kontestan sebaiknya "fokus pada sepak bola" ketimbang mengindahkan isu HAM dan kriminalisasi yang berkeliaran.
"Semua orang diterima tanpa memandang asal, latar belakang, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau kebangsaan," bunyi lanjutan surat itu seperti dilansir Eurosport, Jumat, 4 November.
FIFA saat ini menghadapi tekanan atas keputusan menggelar Piala Dunia 2022 di Qatar karena masalah hak asasi manusia seputar pekerja migran, diskriminasi, dan masalah keamanan yang mengancam penggemar dari kelompok LGBTQ+.
Isu itu membuat munculnya seruan memboikot kompetisi seperti yang disuarakan komunitas LGBTQ+. Menurut mereka, meskipun sudah ada perkembangan, harus ada reformasi yang lebih mendalam ihwal isu-isu di atas.
Kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, juga terang-terangan mengkritik keputusan FIFA memberikan turnamen edisi tahun ini ke Qatar. Mereka menuduh negara itu menyalahgunakan dan mengeksploitasi pekerja migran.
Selain itu, Denmark sebagai salah satu kontestan, juga ikut menyoroti pelanggaran hak asasi manusia Qatar. Negara ini lantas menuangkan kritik mereka lewat kostum yang akan dipakai untuk ajang empat tahunan itu dengan desain samar-samar pada bagian logo.
BACA JUGA:
Hummel selaku pemasok kostum Denmark sengaja menggunakan rancangan itu untuk menyampaikan pesan bahwa brand pakaian olahraga mereka "tidak terlihat" di acara yang "telah merenggut nyawa ribuan orang".
Qatar sendiri selaku penyelenggara sudah menyangkal dengan pernyataan "semua orang dipersilakan" mengunjungi negara mereka untuk menonton sepak bola dan tidak seorang pun akan didiskriminasi.
Nantinya, selama Piala Dunia berlangsung, Harry Kane dan sembilan kapten tim dari Eropa lainnya akan mengenakan ban kapten dengan simbol OneLove. Simbol hati itu "mengandung warna yang mewakili semua latar belakang".
Pada bulan kemarin sebanyak 16 pemain timnas Australia juga ikut mengkampanyekan kesetaraan dengan merilis video yang menyoroti cara Qatar dalam memperlakukan pekerja migran dan kelompok LGBTQ+.