JAKARTA — Kelompok penggemar sepak bola LGBT akan memboikot Piala Dunia 2022 Qatar ujung tahun ini. Langkah itu “sebagai pernyataan prinsip” karena “tidak adanya tanggapan” FIFA seputar perlakuan Qatar terhadap komunitas LGBT.
Piala Dunia di Qatar akan berlangsung dari 20 November dan 18 Desember. Kurang dari sebulan menjelang perhelatan akbar itu, kelompok LGBT pun terus menyatakan keprihatinan atas sikap negara tuan rumah itu terhadap kelompok mereka di masyarakat.
"Keberatan dari kelompok seperti kami didasarkan pada kurangnya hak asasi manusia bagi orang-orang LGBT+ di Qatar dan hak dasar untuk eksis," ujar Carl Fearn selaku Co-Chairman Gaygooners, kelompok pendukung Arsenal FC untuk penggemar LGBT, dilansir ITV.
Homoseksualitas adalah ilegal di Qatar dan negara Muslim lainnya. Kelompok tersebut akan menghadapi hukuman mati jika mereka dituntut.
Awal pekan ini, juru kampanye veteran Peter Tatchell ditangkap setelah menggelar protes LGBT pertama di Qatar untuk menyoroti pelanggaran hak asasi manusia menjelang acara olahraga terbesar sejagat itu.
Fearn mengatakan bahwa orang-orang LGBT+ sama sekali tidak memilih seksualitas mereka. Ia menyebut, LGBT+ yang tinggal di Qatar harus menyembunyikan identitas mereka sebelum, selama, dan setelah Piala Dunia.
BACA JUGA:
"Kami tidak dapat berbicara langsung untuk mereka, tetapi kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk membuat dunia sadar dan menyadari bahwa seksualitas bukanlah sebuah pilihan dan bahwa sepak bola seharusnya untuk semua orang," ujar Fearn.
Andrew Tilly, salah satu pendiri dan anggota dewan Marching Out Together, kelompok pendukung LGBT+ Leeds United, mengatakan bahwa dia tidak mengetahui ada orang di dalam kelompoknya yang pergi ke Piala Dunia. Kemungkinan tidak ada sama sekali yang pergi ke Qatar bahkan menonton di televisi.
"Sebagian besar orang yang saya ajak bicara mungkin tidak akan bepergian ke luar negeri untuk menonton Inggris atau Wales. Jadi, masuk dalam kategori 'bahkan jika kami biasanya bepergian ke luar negeri untuk menonton Inggris/Wales, kami pasti akan memboikot Qatar'," kata dia.
"Saya pikir bagi sebagian orang, ketidakpuasan dengan keputusan FIFA meluas hingga memilih untuk tidak menonton Piala Dunia di TV, sebagai pernyataan prinsip," ia menambahkan.