YOGYAKARTA - Ajang Piala Dunia 2022 sudah dibuka pada Minggu (20/11). Para pecinta sepak bola sudah menantikan tim-tim andalannya yang akan tampil untuk memperebutkan trofi juara. Sayangnya, piala dunia yang diselenggarakan di Qatar ini diwarnai dengan sejumlah kontroversi.
Kontroversi Piala Dunia 2022 berhubungan dengan adat istiadat dan budaya yang selama ini dipegang oleh masyarakat Qatar. Qatar menjadi negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah PIala Dunia. Tuan rumah mengharapkan kunjungan penggemar sepak bola sejumlah 1,5 juta orang dalam turnamen empat tahunan tersebut.
Adanya beberapa kontroversi cukup mencoreng nama baik Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Kontroversi ini juga mendapat kecaman dari berbagai pihak, seperti pemain Inggris Conor Coady dan media Inggris BBC.
Sederet Kontroversi Piala Dunia 2022
Piala Dunia adalah pesta olahraga termeriah yang disaksikan oleh orang di seluruh penjuru dunia. Mesmi tengah dalam suasana semarak, namun ada kontroversi dalam ajang sepak bola terbesar di dunia ini.
Dilarang Menjual Bir Dadakan
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mengumumkan larangan penjualan minuman beralkohol di semua stadion saat penyelanggaraan Piala Dunia 2022. Kebijakan tersebut diterbitkan pada dua hari sebelum pembukaan piala dunia. Penetapan aturan ini merupakan hasil diskusi bersama antara FIFA dengan tuan rumah.
Sebelumnya, salah satu sponsor utama Piala Dunia, Budweiser, memiliki haks eksklusif untuk berjualan minuman di sekitar stadion. Penjualan dapat dilakukan tuga jam dan satu jam setelah pertandingan selesai. Namun FIFA merevisi kebijakan tersebut setelah dilakukannya negosiasi dengan Budweiserd dan Eksekutif Komite Tertinggi Qatar.
Ancaman Kelompok LGBT
Aturan di Qatar menetapkan bahwa LGBT dan seks di luar pernikahan adalah sebuah kejahatan yang melanggar hukum pidana. Kebijakan tersebut menjadi perhatian serius dari penggemar sepak bola dunia yang kerap menyuarakan hak-hak LGBT. Para simpatisan LGBT menyatakan batal menyaksikan piala dunia langsung di Qatar.
Sejumlah negara Eropa yang berlaga di Piala Dunia berencana memakai armband dengan logo ‘one love’. Logo tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap hak-hak LGBTQ selama turnamen. Namun rencana tersebut dibatalkan karena mendapat peringatan dari FIFA dan ancaman hukuman bagi yang melakukannya.
Pelanggaran HAM Pekerja Migram
Qatar juga dikecam karena laporan pelanggaran HAM terhadap para pekerja migran. Sejumlah media memberitakan ribuan pekerja Migran di sana yang diperlakukan tidak manusiawi.
Media CNN menyebarkan berita seorang pekerja Migran asal Nepal belum menerima bonus upah yang dijanjikan. Bahkan pekerja tersebut justru dimasukkan ke penjara untuk alasan yang tidak jelas.
Namun pemerintah Qatar menepis laporan miring tersebut. Pejabat Qatar mengatakan bahwa berita tersebut tidak benar. Ia mengatakan hukuman hanya dikenakan pada kasus yang sangat spesifik, seperti melakukan kekerasan.
Sementara media The Guardian melaporkan ada sebanyak 6.500 pekerja migran Asia Selatan meninggal di Qatar tahun lalu, sejak diresmikan menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Diboikot Selebriti Dunia
Beberapa selebriti dunia mengambil sikap ingin memboikot secara diam-diam. Sejumlah kontroversi tadi menjadi alasan tindak boikot dari beberapa selebritis dunia, seperti Shakira dan Dua Lipa.
Shakira memilih tidak tampil dalam upacara pembukaan Piala Dunia 2022. Padahal dirinya dijadwalkan untuk tampil dalam pembukaan even tersebut. Namun ia berubah pikiran dan membatalkan kehadirannya, berdasarkan informasi dari media berita Spanyol El Programa de Ana Rosa. Namun media tersebut tidak mengungkap alasan Shakira tidak jadi bergabung dalam acara pembukaan.
Isu Lingkungan
Piala Dunia 2022 juga menyorot isu lingkungan di Qatar mengingat kondisi alamnya berbeda dengan negara-negara lainnya. Penggunaan pendingin udara tidak disarankan demi mengurangi pemanasan global. Namun kondisi alam yang panas menuntut perlunya penggunaan pendingin udara.
Pembangunan stadion di Qatar juga menjadi isu yang menuai kontroversi menjelang dimulainya Piala Dunia 2022. Isu ini akan berupaya diselesaikan oleh pihak penyelenggara turnamen, mengingat aktivis lingkungan akan terus melayangkan kritik.
Suap Qatar vs Ekuador
Kontroversi Piala Dunai 2022 juga berhembus pada laga pembuka antara Qatar vs Ekuador. Diduga ada suap yang melibatkan pemain timnas Ekuador. Sejumlah 8 pemain Ekuador diduga telah menerima uang suap senilai 7,4 juta euro supaya dirinya mengalah saat laga pertandingan.
Isu miring ini dikemukakan oleh pakar urusan politik strategi dan direktur regional pusat Inggris di Arab Saudi. Ia melaporkan dugaan adanya praktik suap yang dilakukan Qatar. Namun hasil laga pertama pada Minggu (20/11) dimenangkan oleh Ekuador, sehingga isu ini tidak terbukti kebenarannya.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.