Bagikan:

Pekan ini semua mata tertuju ke Qatar. Selama sebulan, mayoritas penduduk bumi akan menikmati serunya pertandingan sepak bola Piala Dunia 2022 yang untuk pertama kalinya digelar di jazirah Arab.

Meski pemilihan Qatar sebagai tuan rumah sempat diwarnai kontroversi soal dugaan suap dan segala isu miring lain, namun Qatar sebagai tuan rumah tetap berusaha menyajikan yang terbaik. Stadion dan fasilitas pendukung lain sudah siap.

Ada 32 negara yang akan berlaga. Pertandingan perdana tuan rumah Qatar melawan Ekuador. Ditaksir, yang menonton pertandingan Piala Dunia di seluruh dunia baik langsung maupun tidak menembus angka miliaran. Tentu nilai ekonominya juga fantastis.

Melansir dari dw.com, Piala Dunia 2022 di Qatar ini menjadi yang termahal sepanjang sejarah penyelenggaraan Piala Dunia. Diperkirakan biayanya melebihi 200 miliar dollar atau 199 miliar uero. Untuk diketahui, Piala Dunia di Brazil 2014 dan 2018 di Rusia menelan biaya kurang dari 15 miliar uero.

Sepak bola memang menjadi cabang olahraga terpopuler di dunia. Kemeriahan Piala Dunia cuma bisa dikalahkan Olimpiade. Lantaran itu, dimulainya turnamen Piala Dunia menimbulkan eforia. Penggemar tulen tentu sudah menyiapkan jauh-jauh hari. Penggemar biasa juga ikut terpengaruh. Masyarakat bukan penggila bola ikut terhanyut. Walapun awalnya merasa aneh, 22 orang berlarian memperebutkan satu bola dan berusaha memasukkannya ke gawang yang dijaga satu orang.

Bagi penggila, itulah nikmatnya. Itulah seninya. Bahwa permainan bola menjadi fanatisme. Tentu ada yang masih ingat dengan terbunuhnya pesepakbola Kolumbia, Andrea Escobar di Medellin pada 2 Juli 1994. Andrea Escobar ditenggarai ditembak karena gol bunuh dirinya saat tim nasional Kolumbia melawan Amerika Serikat di Piala Dunia 1994. Peristiwa yang menjadi memori kelam dari Piala Dunia 1994.

Ajang Piala Dunia juga menjadi simbol gengsi. Penggemar bola tentu ingat laga Argentina vs Inggris di Piala Dunia 1986. Bintang Argentina Diego Armando Maradona mencetak dua gol. Gol pertama dikenal dengan sebutan “Gol Tangan Tuhan” yang memicu kontroversi hingga sekarang. Sementara gol kedua dianggap sebagai salah satu gol terbaik abad ini.

Lepas dari kontroversi soal gol pada pertandingan Argentina lawan Inggris di perempat final itu, kemenangan Argentina tersebut dianggap sebagai "pembalasan" Argentina atas Inggris yang diklaim merebut Kepulauan Falkland dari Argentina.

Dengan segala dinamikanya, sepak bola memang membawa magnet. Di Indonesia tidak jauh berbeda. Sepak bola merupakan olahraga populer. Olahraga rakyat. Banyak penggemarnya. Bisa jadi ada ratusan juta yang suka.

Nah, mumpung Piala Dunia 2022 Qatar tengah berlangsung. Ayo nikmati pertandingannya. Rasakan sensasinya. Mari nikmati emosi gembira dan kecewa. Lupakan dulu soal ekonomi dunia yang diramal bakal suram. Atau juga tahun depan ekonomi Indonesia yang menurut pengamat diprediksi tidak baik dan akan terjadi gelombang PHK.

Juga lupakan dulu simulasi capres dan cawapres. Hilangkan ketegangan lobi-lobi politik antar partai. Ayo kita nikmati Piala Dunia.

Indonesia memang tidak berlaga. Mungkin nanti. Berdoa semoga sepak bola Indonesia masuk jadi peserta. Minimal harapan menebal pada Piala Dunia 2026 di mana peserta ditambah menjadi 48 negara.

Tidak ada salahnya berharap. Bisa dibayangkan, bagaimana dahsyatnya eforia masyarakat menyaksikan tim negaranya bertanding. Yah, minimal membayangkan dulu. Mumpung mimpi masih gratis.

Sekali lagi, mari kita rehat sejenak. Nikmati dan rasakan sensasi sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar. (*)