JAKARTA - Federasi Sepak bola Brasil (CBF) buka suara terkait tindakan rasisme yang kembali terulang di lapangan. CBF geram karena striker timnas Brasil, Richarlison de Andrade jadi korban tindakan negatif saat bermain melawan Tunisia di laga persahabatan.
Dikutip dari Sky Sport, tindakan rasisme itu terjadi di Stadion Parc des Prince, Paris pada Rabu dini hari WIB. Dalam laga itu, Brasil menang 5-1 atas Tunisia di mana salah satu gol merupakan sumbangan dari Richarlison.
Sukses menjebol gawang lawan, Richarlison melakukan selebrasi seperti biasa. Namun, di saat yang bersamaan, ketika sang pemain berlari ke sudut lapangan, ia justru mendapat perlakuan tak menyenangkan.
“Pemain depan Tottenham, Richarlison dilempar pisang. Itu merupakan bentuk pelecehan rasial terhadapnya, di sela-sela kemenangan Brasil atas Tunisia pada partai persahabatan," tulis laporan yang dikutip dari Sky Sport.
Dalam video yang beredar, terlihat pula Fred yang merupakan rekan setim Richarlison menendang pisang itu. Tapi, bukan cuma dilempari pisang, ada pula benda lain yang dilempar ke lapangan.
Keadaan ini jelas berbanding terbalik dengan kampanye yang dilakukan sebelum laga berlangsung. Brasil sempat berfoto sambil membawa spanduk anti-rasisme.
“Tanpa pemain kulit hitam kami, kami tidak akan memiliki beberapa bintang di seragam kami," isi kutipan di spanduk tersebut.
CBF langsung mengambil tindakan terhadap apa yang menimpa Richarlison. Mereka merespons dengan geram dengan perlakukan rasis yang terjadi di Stadion Parc des Prince dan meminta pihak berwajib memberi hukuman.
BACA JUGA:
"Setelah gol kedua Brasil, sebuah pisang dilemparkan ke arah Richarlison. CBF memperkuat pendiriannya terhadap diskriminasi dan dengan keras menolak tindakan rasisme lainnya dalam sepak bola. Baik di dalam atau di luar lapangan, sikap seperti ini, tidak bisa ditoleransi," demikian pernyataan resmi CBF.
Presiden CBF, Ednaldo Rodrigues mengaku terkejut atas aksi negatif yang terjadi langsung di depan matanya. Ia menegaskan bahwa tindakan rasisme tidak dibenarkan atas alasan apapun.
"Kita harus selalu ingat, kita semua sama, tanpa memandang warna kulit, ras, atau agama," ujar Rodrigues.