JAKARTA - Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA) langsung mengambil langkah tegas untuk menindaklanjuti proses disipliner terhadap klub Celtic. Hal tersebut menyusul adanya bentangan spanduk anti monarki di laga Liga Champions kontra Shakhtar Donetsk pada Rabu, 14 September.
Pada pertandingan berlangsung di Stadion Polish Army itu, pendukung Celtic kedapatan membentangkan spanduk bertuliskan 'F*** the Crown'.
Sementara, spanduk lain bertuliskan 'Maaf atas kehilanganmu Michael Fagan'. Tulisan tersebut merujuk pada penyusup yang masuk ke kamar tidur Istana Ratu Buckingham pada 1982.
“Proses telah dibuka terhadap Celtic FC mengenai spanduk yang ditampilkan selama pertandingan Liga Champions UEFA melawan FC Shakhtar Donetsk yang dimainkan pada 14 September di Warsawa," bunyi pernyataan UEFA, seperti dikutip dari Telegraph.
"Badan Disiplin UEFA akan segera memutuskan masalah ini pada waktunya," tambah keterangan tersebut.
Selain Celtic, UEFA juga memberikan peringatan pada klub Rangers menyusul dinyanyikannya lagu God Save The King sebelum pertandingan di Liga Champions melawan Napoli pada Rabu 14 September.
Beda dengan Celtic, UEFA menyatakan Rangers tidak akan dijatuhi hukuman disipliner atas nyanyian God Save The King itu. UEFA hanya mengeluarkan instruksi agar lagu itu tidak dinyanyikan lagi sebelum pertandingan melawan Dundee United akhir pekan ini.
"Insiden ini (yang dilakukan klub Rangers) bukan subjek dari proses disiplin UEFA," kata seorang juru bicara.