JAKARTA - Tunggal putra Jonatan Christie menyebut kesulitan mengontrol shuttlecock menjadi salah satu penyebab dirinya harus tersingkir di babak 16 besar Jepang Open 2022.
Pebulu tangkis 24 tahun itu gagal melangkah ke babak ketiga setelah menelan kekalahan 21-15, 13-21, dan 18-21 dari wakil tuan rumah Kenta Nishimoto di Maruzen Intec Arena Osaka, Jepang, pada Kamis, 1 September siang WIB.
"Tadi jujur saya agak tidak bisa mengontrol bola, kadang bisa cepat, kadang bisa lambat. Jadi strategi saya tidak bisa berjalan baik dan lawan memang lebih baik," ujar Jonatan dalam keterangan yang diterima.
Jonatan bisa keluar dari tekanan pada pertengahan gim pertama dan mengontrol pertandingan. Ia terus unggul dan memenangi laga setelah memimpin dua angka pada interval.
Di gim kedua, pemilik medali emas Asian Games 2018 itu kembali sempat menyamakan skor 7-7 setelah tertinggal di poin-poin awal. Namun, setelah itu lawannya terus mendominasi permainan.
Kemudian di gim penentuan, laga kembali berjalan ketat sejak awal. Kejar-mengejar angka terjadi di antara mereka sebelum Nishimoto mencetak tiga poin beruntun pasca kedudukan imbang 18-18.
"Beberapa kali saya sempat bingung mau bermain apa dan lawan memanfaatkan situasi itu. Di gim ketiga itu sebenarnya pola permainan saya sudah tepat, pegang permainan depan tapi dia beberapa kali berusaha menarik saya ke belakang," kata Jonatan.
"Saya merasa permainan saya tidak buruk, hanya tadi pengambilan keputusannya sudah tepat hanya eksekusinya yang kurang pas," tambah dia.
"Dibanding pertemuan terakhir, Nishimoto lebih siap apalagi bermain di depan publik sendiri. Setelah ini, saya mau istirahat sejenak lalu diskusi dengan pelatih apa yang harus ditingkatkan. Sebelum kembali latihan bersiap untuk tur Eropa," tutup dia.
Tersingkirnya Jonatan membuat Indonesia tinggal punya satu wakil di tunggal putra, yakni Chico Aura Dwi Wardoyo. Chico kini berada di babak ketiga setelah menang atas Rasmus Gemke dan akan menghadapi Nishimoto.