JAKARTA - Kejuaraan sepeda UCI MTB Eliminator World Cup 2022 akan digelar di kawasan Stadion Tuah Pahoe, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Kompetisi ini akan digelar pada Minggu, 28 Agustus.
Tak hanya atlet lokal, para pesepeda internasional juga turut ambil bagian. Bahkan, beberapa di antara mereka sudah tiba di Palangka Raya dan menjajal arena.
Salah seorang atlet asal Hungaria, Attila Gerely di Palangka Raya, Sabtu, mengatakan, trek lompatan menjadi salah satu bagian paling menantang dalam arena ini.
"Bagian paling menantang di antaranya trek lompatan, karena tempat pendaratan agak terlalu datar untuk sepeda hardtail," ucapnya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 27 Agustus.
Secara keseluruhan, menurut dia, arena balap di kompleks stadion Tuah Pahoe tersebut menyenangkan untuk dilintasi. Namun, dia mengakui lintasan sulit ditaklukkan jika sembari memacu sepeda dengan kecepatan tinggi.
"Selanjutnya terkait iklim, sebenarnya suhu di tempat kami hampir sama, sangat tinggi, tetapi kelembapan di sini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Eropa, sehingga kami pun harus lebih banyak minum," jelasnya.
Peserta UCI MTB asal Afrika Selatan, Mariske Strauss juga mengakui, jika bagian trek lompatan pada arena balap di Palangka Raya memiliki tantangan tersendiri.
"Lompatan memiliki pendaratan yang cukup datar, jadi bagi kami pebalap, pasti akan sangat teknis dan taktis dalam menghadapinya," terangnya.
Selain itu rintangan arena seperti kayu atau log juga merupakan tantangan yang menyenangkan, serta beberapa kerikil lepas akan membuat tantangan menjadi semakin menarik.
Lebih lanjut Mariske mengatakan, secara keseluruhan arena ini cukup hebat. Lintasan yang menyenangkan pasti akan menantang, pendek dan sempit sehingga akan membuat balapan semakin cepat serta menarik.
"Saya sangat berterima kasih atas semua pekerjaan yang telah dilakukan penyelenggara untuk kejuaraan ini. Saya sangat menantikan," tegasnya.
Adapun terkait iklim di Palangka Raya, menurutnya sangat hangat dan lembab. Kendati dirinya cukup terbiasa dengan panas, tetapi kelembapan di Palangka Raya jelas merupakan tantangan yang berbeda.
"Kami punya waktu untuk membiasakannya, tetapi juga harus memastikan agar saya bisa tenang pada saat balapan nanti," tutupnya.