JAKARTA - Manajer tinju, Shelly Finkel, tak bisa membandingkan kekuatan pukulan Mike Tyson dan Deontray Wilder. Menurutnya, kedua petinju memiliki gaya yang berbeda.
Finkel memang menangani keduanya. Dia membantu karier Tyson setelah legenda kelas berat itu didiskualifikasi karena mengigit telinga Evander Holyfield pada 1997. Sementara saat ini dia masih aktif mengurusi Wilder.
Finkel menunjukkan perbedaan antara Tyson yang memiliki postur 5 kaki 10 inci, dengan Wilder yang punya tinggi badan 6 kaki 7 inci.
Dia mengatakan kepada SunSport,"Bagi saya Deontay adalah Tommy Hearns besar. Dan dia memiliki pegas tertentu untuk pukulannya."
“Tyson, itu dari kakinya. Dia memiliki paha besar dan itu (kekuatan pukulan) berasal dari sana. Dan kecepatannya."
"Jadi, mereka sangat berbeda. Ketika Tyson mengalahkan Spinks, itu sangat liuar biasa. Dan Spinks setelah pertarungan itu berkata, 'Hal yang saya salah menilai adalah seberapa cepat dia'," lanjutnya.
Wilder, menurut Finkel, selalu mampu membalikkan keadaan. Seperti yang dia lakukan saat menghadapi Luis Ortiz pada 2019.
Sedangkan Tyson, yang kini berusia 56 tahun, butuh start cepat. Namun tak membuang waktu untuk menjebol pertahanan lawannya
"Deontay selalu menyamakan kedudukan. Dia bisa jatuh, tetapi tiba-tiba, entah dari mana, boom, semuanya berakhir," ungkap Finkel.
"Mike hanyalah mesin perusak yang mendatangi Anda. Dan Anda tidak bisa menjauhkannya dari Anda, semuanya sudah berakhir," katanya lagi.
Finkel menyaksikan Tyson pensiun pada 2005 menyusul dua kekalahan yang menghancurkan mentalnya. Namun, satu dekade kemudian Wilder muncul sebagai harapan kelas berat Amerika berikutnya.
Dia mempertahankan gelar WBC-nya sepuluh kali sebelum kalah dari Tyson Fury, 34 pada 2020. Dia kalah lagi lawan petinju yang sama pada Oktober. Wilder tidak bertarung sejak itu.