Bagikan:

JAKARTA - Pemain asal Brasil, Oscar, meninggalkan China Super League. Dia memutuskan hengkang setelah lima setengah tahun berseragam Shanghai SIPG.

Oscar kabarnya akan bergabung dengan klub di negaranya Flamengo. Kepindahan mantan pemain Chelsea ini diyakini bukan terkait masalah uang.

Pasalnya, dia membawa pulang uang yang tidak sedikit dari hasil kerjanya selama bermain di Negeri Tirai Bambu. Jumlah duit di rekeningnya bahkan disebut cukup untuk membeli Allian, stadion milik Juventus.

Menurut laporan Daily Star, pemain berusia 30 tahun itu setidaknya punya tabungan 100 juta poundsterling atau Rp1,8 triliun. Jumlah yang setara dengan kekayaan milik tokoh fiksi, Scrooge McDuck.

Total kekayaan itu didapat Oscar dari upah 400 pound per minggu yang diberikan Shanghai SPIG. Jumlah yang kira-kira empat kali lebih banyak dibanding tetap bermain di Eropa selama lima musim terakhir.

Oscar membuat kontroversi pada tahun 2017 setelah mengambil keputusan meninggalkan The Blues. Terlebih ia meninggalkan sepak bola Eropa saat berada di puncak karier, yakni pada usia 25 tahun.

Namun, ia beralasan gaji besar yang ditawarkan Shanghai SPIG mustahil untuk ditolak. Saat itu, ia optimistis bisa kembali bermain di Eropa setelah menghabiskan sebagian waktunya di China.

Oscar bukanlah nama terkenal saat bergabung dengan Chelsea satu dekade lalu. Namun, namanya mulai berkibar setelah ia mencetak gol indah melawan Juventus di awal penampilan pertamanya untuk klub.

Ia kemudian memainkan peran utama untuk The Blues di bawah asuhan Jose Mourinho. Sayang, waktu bermainnya berkurang secara signifikan ketika Antonio Conte tiba di Stamford Bridge pada 2016.

Saat berhadapan dengan situasi itu, Shanghai SPIG datang dengan tawaran bernilai 65 juta poundsterling pada jendela transfer musim dingin. Tawaran menggiurkan itu sulit ditolak oleh klub London ini.

Oscar pun menjadi pemain termahal dalam sejarah sepak bola Asia serta salah satu pemain dengan bayaran tertinggi di planet ini. Ia juga merupakan pemain terbesar bagi Liga Super China selama berbelanja pemain di Eropa pada pertengahan hingga akhir 2010-an.