Bagikan:

JAKARTA - Petinju Meksiko Canelo Alvarez pernah tersandung masalah saat dirinya dituduh melakukan pembunuhan. Beruntung, dia bisa membuktikan dirinya tidak bersalah.

Canelo adalah salah satu petinju paling terkemuka di dunia dan namanya membawa banyak bobot dalam olahraga. Namun, ketika dia berusia 23 tahun, semuanya bisa menjadi sangat berbeda baginya.

Dikutip dari Marca, Rabu, saat pergantian tahun 2013 menuju 2014, Canelo dituduh ikut bertanggung jawab atas kematian sparring partner-nya Javier Jauregui. Saat itu, petinju asal Guadalajara itu sudah menjadi petinju profesional selama lima tahun dan masih belum terkalahkan.

Kemenangannya sudah menandai dia sebagai seorang petinju berbakat pada usia 23 dan dia memiliki kontrak eksklusif yang menguntungkan dengan stasiun televisi Meksiko Televisa.

Namun, beberapa media berspekulasi, Canelo mengalahkan Jauregui selama sesi latihan yang membuatnya berakhir di rumah sakit dan didiagnosis menderita stroke yang kemudian menyebabkan kematian.

Acara TV y Novelas di jaringan Televisa melaporkan bahwa stroke Jauregui disebabkan oleh pukulan dari Canelo selama salah satu sesi latihannya.  Dilaporkan, latihan sparring itu berlebihan dan petinju berusia 40 tahun itu menerima banyak pukulan dari Canelo.

Acara yang sama menghadirkan janda Jauregui untuk berbicara, dan dia membantah klaim tersebut sekaligus menegaskan bahwa kematian suaminya adalah karena "kondisi bawaan yang disebut aneurisma otak".

Canelo sangat marah dengan klaim pembunuhan itu sehingga dia memutuskan hubungannya dengan Televisa. Pada akhirnya, dia tidak diadili karena pembunuhan tidak disengaja dan mampu fokus untuk tetap berada di elite tinju.