Jadi Bos Golden Boy Promotions Sejak Gantung Sarung Tinju, Kekayaan Bersih Oscar De La Hoya Sentuh Angka Rp29,97 Triliun
Oscar de la Hoya (Instagram @oscardelahoya)

Bagikan:

JAKARTA - Oscar De La Hoya adalah pensiunan petinju Amerika keturunan Meksiko yang lahir 4 Februari 1973 di East Los Angeles, California.

De La Hoya dijuluki The Golden Boy oleh media ketika ia mewakili Amerika Serikat di Olimpiade Musim Panas 1992 di mana, tak lama setelah lulus dari Sekolah Menengah James A. Garfield, ia memenangkan medali emas di divisi ringan.

Pendakiannya yang meroket sebagai petinju profesional terjadi setelah ia mengalahkan Jorge Paez untuk mendapatkan sabuk pertamanya, gelar kelas ringan WBO.

Pada tahun 1996 dia menghadapi tantangan terbesar dalam kariernya pada saat itu, ketika dia setuju untuk menghadapi legenda tinju Meksiko Julio Cesar Chavez, tetapi dia membuktikan bahwa para peragu itu salah dan menang dengan cara yang mengesankan.

Setahun kemudian dia akan mengalahkan sesama peraih medali emas Olimpiade, Pernell Whittaker, mengukuhkan tempatnya sebagai petinju pound for pound terbaik di dunia.

The Golden Boy juga dinobatkan sebagai Fighter of the Year oleh majalah The Ring pada tahun 1995, dan merupakan petarung dengan peringkat teratas di dunia.

Dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai petinju pada tahun 2009, setelah karier profesionalnya selama 16 tahun.

De La Hoya kemudian menjadi pendiri dan presiden Golden Boy Promotions, sebuah perusahaan promosi tinju dan seni bela diri yang sukses yang terus memberinya banyak uang.

The Golden Boy diperkirakan memiliki kekayaan bersih 200 juta dolar AS (Rp29,97 triliun).

Forbes memperkirakan, De La Hoya menghasilkan lebih dari 500 juta dolar AS (Rp74,94 triliun) sebagai seorang petinju dan menghasilkan sekitar 700 juta dolar AS (Rp10,49 triliun) dalam pendapatan bayar per tayang (pay per view), membuatnya menjadi penerima bayaran per tayang teratas sebelum dikalahkan Floyd Mayweather Jr. dan Manny Pacquiao.

Ini mengukuhkan De La Hoya sebagai salah satu petinju paling populer di generasinya.