Kisah Tragis Ferrari Bernilai Rp451,3 Miliar yang Hancur di Le Mans Classic
Pistonsandwheelspictures

Bagikan:

JAKARTA - Seperti lukisan Michelangelo yang disayat pisau. Begitulah kecelakaan yang dialami Ferrari 250 GT 'Breadvan' di Le Mans Classic pada awal Juli kemarin.

Tapi, nyatanya, kecelakaan tersebut justru membuat para pecinta otomotif betah berlama-lama melihatnya. Bukan tanpa alasan, ini adalah mobil unik di dunia, serta ikon dan permata yang dapat dibayar lebih dari 30 juta euro (Rp451,3 miliar) dalam lelang.

Anda mungkin berpikir bahwa solusinya adalah menelepon departemen Ferrari Classiche secara langsung dan meminta mereka membawanya ke pabrik Maranello.

Tapi itu tidak begitu sederhana. Mobil tersebut sebenarnya adalah Ferrari 250 GT keluaran tahun 1961. Saat itu, mobil tersebut dipesan oleh Count Volpi, seorang pecinta mobil kaya yang pernah membentuk tim balap Scuderia Serenissima.

Namun, pada tahun 1962, Ferrari mengeluarkan 250 GTO, sebuah evolusi dari 250 GT yang jauh lebih efisien, dengan peningkatan aerodinamis dan gearbox lima kecepatan.

Volpi menginginkan model baru, tapi ditolak Enzo Ferrari dengan alasan yang masih belum jelas.

Marah, ia memutuskan untuk mengubah 250 GT-nya menjadi mobil yang lebih baik ketimbang 250 GTO dan menugaskan desain dari Giotto Bizarrini, yang pernah bekerja untuk Ferrari.

Hasilnya adalah mobil yang tampak radikal, dengan tinggi (lebih rendah dari GTO) dan atap yang sangat datar sehingga mendapat julukan 'Breadvan'.

Mobil itu dengan cepat membuktikan potensinya yang sangat besar, bahkan mengungguli GTO ketika memulai debutnya di Le Mans pada tahun 1962 hingga harus pensiun karena masalah mekanis.

Namun, di tahun yang sama, mobil ini memenangkan dua balapan di kelas ketahanan GT meski menggunakan girboks empat percepatan.

Fakta bahwa mobil itu tidak dirancang secara resmi oleh Ferrari berarti perusahaan tersebut tidak memiliki rencana atau ukuran untuk memandu perbaikan yang tepat dari bodywork-nya.

Pengrajin mekaniknya mungkin bisa saja melakukannya, tetapi akan menghabiskan lebih banyak waktu dan uang. Sasis di mana tubuh duduk, yang terbuat dari tabung tipis, juga akan mengalami kerusakan.

Dan Ferrari juga akan mampu mengembalikan kemudi dan suspensinya, meski dengan harga tertentu.

Meskipun Breadvan tidak dinggap Ferrari, nilai historisnya telah membuat Ferrari menganggapnya sebagai salah satu mobilnya.

Pertimbangan ini telah disayangi oleh hati para penggemar dan bahkan telah mengilhami salah satu penggemar mobil sport yang mengubah 550 Maranello-nya menjadi Breadvan abad ke-21.