Bagikan:

JAKARTA — Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mendukung langkah PSSI mengajukan gugatan ke AFF terkait dugaan sepak bola gajah antara Vietnam dan Thailand.

Vietnam dan Thailand diduga kongkalikong di laga terakhir penyisihan Grup A Piala AFF U-19 2022. Kedua tim dinilai sengaja bermain seri 1-1 untuk membuat Indonesia sebagai tuan rumah tersingkir.

"Ya, terserah federasi aja. Federasi yang bisa mempertimbangkan itu semua," kata Amali kepada awak media di Wisma Kemenpora pada Selasa, 12 Juli saing.

Indonesia gagal ke semifinal ajang kelompok umur itu karena kalah head to head. Skuad asuhan Shin Tae-yong menempati posisi ketiga klasemen dengan jumlah poin 11 atau sama dengan koleksi Vietnam dan Thailand.

Di pertandingan terakhir Indonesia bahkan menang 5-1 atas Myanmar. Total Indonesia mengoleksi tiga kemenangan dan dua hasil imbang dari lima pertandingan yang dimainkan.

Indonesia punya peluang lolos andai di laga terakhir muncul pemenang dari Vietnam dan Thailand atau kedua tim bermain seri 0-0. Selain itu aturan head to head yang dipakai membuat Indonesia yang sangat produktif mencetak gol malah harus tersingkir.

"Jadi, terserah apa yang menjadi keputusan PSSI berarti itu sudah dihitung secara matang. Apapun keputusan pssi, kita dukung," ujar Amali.

Regulasi head to head menjadi acuan untuk menentukan posisi sebuah tim di klasemen akhir. Namun, andai menggunakan produktivitas gol maka Indonesia bisa saja lolos ke babak semifinal sebagai juara grup.

Pertemuan antara Indonesia, Thailand, dan Vietnam, semuanya berakhir tanpa gol. Itu yang membedakan pertandingan terakhir Vietnam dan Thailand yang berakhir dengan dua gol tercipta.

"Harus terima. Karena regulasi yang sudah disepakati 'kan memang seperti itu. Soal head to head. Kalau itu yang mau dikoreksi ya koreksi setelah selesai," ujar Amali.

PSSI rencananya melayangkan surat ke AFF per hari ini Selasa, 12 Juli. Namun, induk sepak bola nasional itu belum juga mengonfirmasi apakah sudah menempuh langkah tersebut atau tidak.